Solo, Antara Jateng - Pemerintah Kota Surakarta menganggarkan Rp977 juta untuk membangun 10 halte bus Batik Solo Trans (BST) di koridor satu, kata Kasi Angkutan Orang Dinas Perhubungan Komunikasi dan Informatika Pemkot Surakarta Taufik Muhammad.

"Pembangunan 10 halte BST koridor satu ini bukan Rp3 miliar, tetapi yang benar nilainya sebesar Rp977 juta," katanya di Solo, Kamis.

Ia mengatakan, 10 halte BST yang dibangun ulang di antaranya UNS, RSUD dr Moewardi kanan dan kiri jalan, Gladak, Nonongan, Sriwedari, depan Solo Grand Mal, Purwosari kanan-kiri jalan dan depan SMA Batik.

Besaran anggaran pembangunan halte BST bervariasi, namun rata-rata anggarannya menghabiskan dana Rp80-an juta. Hanya halte BST di SMA Batik dibangun menghabiskan dana Rp104 juta karena ada pembangunan betonisasi.

Pembangunan halte ini sudah direncanakan sejak 2015 menindaklanjuti masukan dari pengguna BST yang mengeluhkan kondisi halte rusak dan tertutup kaca. Dari segi keamanan, mereka merasa tidak aman dengan konsep tertutup.
"Kalau dilihat dari dalam baru akan tampak kerusakannya dan keropos karena usianya sudah enam tahun," kata Taufik sambil menambahkan sesuai perencanaan seluruh halte BST semula tertutup, akan diganti dengan konsep terbuka.

Penggantian halte BST tertutup menjadi terbuka sudah dikerjakan bertahap sejak beberapa tahun lalu. Kini tinggal menyisakan lima lokasi halte tertutup kaca dan belum diganti.
Kelima alokasi halte BST ini di antaranya depan jalan kanan dan kiri Pasar Gede, depan RSUI Kustasi, Serengan dan Baron. Lima halte ini akan diganti tahun depan, termasuk di luar Solo.

Kepala Dishubkominfo Pemkot Surakarta Yosca Herman Soedrajat mengemukakan, pembongkaran halte BST dilakukan karena berakhirnya masa kontrak pihak ketiga pada tahun ini.

Pemkot menggandeng pihak ketiga dalam pembangunan halte BST koridor satu. Dengan berakhirnya masa kontrak yang dijalani selama enam tahun ini, maka halte dibongkar.

Pewarta : Joko Widodo
Editor : Zaenal A.
Copyright © ANTARA 2024