Kegiatan yang dibuka oleh Kepala Badan Keamanan Laut Laksamana Muda Arie Soedewo di Semarang, Senin, bertujuan untuk meningkatkan sinergi dan berbagi pengalaman untuk menangani keamanan laut.
Ketujuh belas negara yang turut dalam forum tersebut antara lain Australia, Sri Lanka, Tiongkok, Maladewa, Korea Selatan, Pakistan, Myanmar, Kamboja, Malaysia, Filipina, Papua Nugini, Thailand, Singapura, Bangladesh, India, serta Timor Leste.
Arie Soedewo mengatakan laut memberikan aspek kesejahteraan bagi warga negaranya.
"Berbagai negara tentu ingin menyejahterakan rakyatnya lewat laut," katanya.
Melalui forum ini, kata dia, masing-masing negara bisa belajar serta berbagi informasi tentang penanganan ancaman keamanan di wilayah laut.
Ia menilai pengguna kawasan laut di tiap-tiap negara memiliki kemiripan satu sama lain.
Meski demikian, lanjut dia, penanganan terhadap ancaman keamanan di laut berbeda-beda.
Oleh karena itu, menurut dia, perlu adanya kerja sama dan saling tukar informasi untuk menyeragamkan tindakan yang dilakukan dalam upaya pencegahan ancaman keamanan kawasan laut tersebut.
Ia menuturkan Badan Kemanan Laut tetap berkoordinasi dengan pemangku kepentingan terkait seperti TNI Angkatan Laut dan Kepolisian.
Namun, lanjut dia, jika berkaitan dengan hukum publik di perairan internasional, maka Bakamla memiliki peran penting dalam turut menjaga ancaman keamanan.
Sementara itu, Komandan Angkatan Laut Australia Rear Admiral Peter Laver menyambut baik pertemuan rutin tahunan tersebut.
"Dalam forum ini kita bisa belajar, membangun kepercayaan, serta berbagi informasi," katanya.
Ketujuh belas negara yang turut dalam forum tersebut antara lain Australia, Sri Lanka, Tiongkok, Maladewa, Korea Selatan, Pakistan, Myanmar, Kamboja, Malaysia, Filipina, Papua Nugini, Thailand, Singapura, Bangladesh, India, serta Timor Leste.
Arie Soedewo mengatakan laut memberikan aspek kesejahteraan bagi warga negaranya.
"Berbagai negara tentu ingin menyejahterakan rakyatnya lewat laut," katanya.
Melalui forum ini, kata dia, masing-masing negara bisa belajar serta berbagi informasi tentang penanganan ancaman keamanan di wilayah laut.
Ia menilai pengguna kawasan laut di tiap-tiap negara memiliki kemiripan satu sama lain.
Meski demikian, lanjut dia, penanganan terhadap ancaman keamanan di laut berbeda-beda.
Oleh karena itu, menurut dia, perlu adanya kerja sama dan saling tukar informasi untuk menyeragamkan tindakan yang dilakukan dalam upaya pencegahan ancaman keamanan kawasan laut tersebut.
Ia menuturkan Badan Kemanan Laut tetap berkoordinasi dengan pemangku kepentingan terkait seperti TNI Angkatan Laut dan Kepolisian.
Namun, lanjut dia, jika berkaitan dengan hukum publik di perairan internasional, maka Bakamla memiliki peran penting dalam turut menjaga ancaman keamanan.
Sementara itu, Komandan Angkatan Laut Australia Rear Admiral Peter Laver menyambut baik pertemuan rutin tahunan tersebut.
"Dalam forum ini kita bisa belajar, membangun kepercayaan, serta berbagi informasi," katanya.