"Pemerintah Kota Magelang siap untuk mengampanyekan kewajiban penggunaan kantong platik berbayar," kata Wali Kota Magelang Sigit Widyonindito di Magelang, Senin.
Sejumlah daerah di Indonesia menjadi tempat uji coba penerapan kebijakan kantong platik berbayar di berbagai toko swalayan. Pencanangan program itu di Jakarta, Minggu (21/2), bertepatan dengan peringatan Hari Peduli Sampah Nasional 2016.
Ia menjelaskan tentang pentingnya menjaga lingkungan yang tetap lestari untuk kepentingan kenyamanan dan kesehatan hidup masyarakat pada masa mendatang.
"Karena platik tidak bisa diurai dalam tanah, tidak ramah lingkungan," katanya.
Ia juga mengimbau masyarakat untuk mulai membawa tas sendiri saat berbelanja di berbagai toko maupun pasar guna mengurangi penggunaan kantong plastik.
"Kalau belanja, bawa tas sendiri untuk tempat barang belanjaan," katanya di sela meninjau Tempat Pengelolaan Sampah Akhir di Desa Banyuurip, Tegalrejo, Kabupaten Magelang yang dikelola oleh salah satu unit pelaksana teknis daerah di bawah Dinas Kebersihan, Pertamanan, dan Tata Kota Pemkot Magelang.
Pada kesempatan itu ia mengemukakan pentingnya pembenahan lebih lanjut terkait dengan pengelolaan sampah di tempat itu, terutama agar tidak mengganggu lingkungan setempat.
"Harus segera dibenahi, supaya tidak ada sampah yang menggunung dan baunya tidak sedap," katanya.
Timbunan sampah di TPSA setempat seharusnya paling tinggi tiga meter, akan tetapi saat Wali Kota Magelang Sigit Widyonindito di dampingi Wakil Wali Kota Windari Agustina dan sejumlah pejabat satuan kerja perangkat daerah terkait meninjaunya, tumpukan sampah hingga sekitar delapan meter.
Ia mengemukakan tentang pentingnya pengelolaan sampah secara baik, terutama agar tidak mengakibatkan keluhan warga sekitarnya.
Selain itu, ia mengharapkan pengolahan air limbah sampah menjadi biogas bisa ditingkatkan supaya bisa dimanfaatkan warga untuk keperluan rumah tangga dalam waktu yang lebih lama. Hingga saat ini, biogas dari TPSA setempat baru bisa dimanfaatkan untuk menyalakan kompor hingga dua jam.
"Ditingkatkan sampai bisa untuk 24 jam," katanya.
Kepala UPTD TPSA Banyuurip Gancang Wicaksono menyatakan kesiapan untuk meningkatkan pengelolaan tempat sampah tersebut secara optimal.
"Akan kami maksimalkan pengelolaannya," katanya.(hms)
Sejumlah daerah di Indonesia menjadi tempat uji coba penerapan kebijakan kantong platik berbayar di berbagai toko swalayan. Pencanangan program itu di Jakarta, Minggu (21/2), bertepatan dengan peringatan Hari Peduli Sampah Nasional 2016.
Ia menjelaskan tentang pentingnya menjaga lingkungan yang tetap lestari untuk kepentingan kenyamanan dan kesehatan hidup masyarakat pada masa mendatang.
"Karena platik tidak bisa diurai dalam tanah, tidak ramah lingkungan," katanya.
Ia juga mengimbau masyarakat untuk mulai membawa tas sendiri saat berbelanja di berbagai toko maupun pasar guna mengurangi penggunaan kantong plastik.
"Kalau belanja, bawa tas sendiri untuk tempat barang belanjaan," katanya di sela meninjau Tempat Pengelolaan Sampah Akhir di Desa Banyuurip, Tegalrejo, Kabupaten Magelang yang dikelola oleh salah satu unit pelaksana teknis daerah di bawah Dinas Kebersihan, Pertamanan, dan Tata Kota Pemkot Magelang.
Pada kesempatan itu ia mengemukakan pentingnya pembenahan lebih lanjut terkait dengan pengelolaan sampah di tempat itu, terutama agar tidak mengganggu lingkungan setempat.
"Harus segera dibenahi, supaya tidak ada sampah yang menggunung dan baunya tidak sedap," katanya.
Timbunan sampah di TPSA setempat seharusnya paling tinggi tiga meter, akan tetapi saat Wali Kota Magelang Sigit Widyonindito di dampingi Wakil Wali Kota Windari Agustina dan sejumlah pejabat satuan kerja perangkat daerah terkait meninjaunya, tumpukan sampah hingga sekitar delapan meter.
Ia mengemukakan tentang pentingnya pengelolaan sampah secara baik, terutama agar tidak mengakibatkan keluhan warga sekitarnya.
Selain itu, ia mengharapkan pengolahan air limbah sampah menjadi biogas bisa ditingkatkan supaya bisa dimanfaatkan warga untuk keperluan rumah tangga dalam waktu yang lebih lama. Hingga saat ini, biogas dari TPSA setempat baru bisa dimanfaatkan untuk menyalakan kompor hingga dua jam.
"Ditingkatkan sampai bisa untuk 24 jam," katanya.
Kepala UPTD TPSA Banyuurip Gancang Wicaksono menyatakan kesiapan untuk meningkatkan pengelolaan tempat sampah tersebut secara optimal.
"Akan kami maksimalkan pengelolaannya," katanya.(hms)