"Untuk indeks harga konsumen (IHK) Januari sebesar 122,42. Meski demikian, inflasi bulan ini lebih rendah dibandingkan Desember yang mengalami inflasi sebesar 0,99 persen dengan IHK 121,84," kata Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Jawa Tengah Margo Yuwono di Semarang, Senin.

Selain daging ayam ras yang saat ini harganya belum beranjak dari Rp37 ribu-Rp38 ribu/kg dari Rp27 ribu/kg, inflasi Jawa Tengah juga dipicu oleh kenaikan tarif listrik untuk beberapa golongan tertentu, harga bawang putih, telur ayam ras, dan bawang merah.

Meski demikian, jika dibandingkan dengan nasional, inflasi di Jawa Tengah lebih rendah. Untuk inflasi nasional bulan Januari sebesar 0,51 persen.

Sedangkan untuk year on year (yoy) atau tahunan, inflasi Jawa Tengah juga lebih rendah dibandingkan nasional. Jika nasional inflasi yoy sebesar 3,58 persen untuk nasional 4,14 persen.

Sementara itu, dari sisi kota survei biaya hidup (SBH) di Jateng, inflasi tertinggi terjadi di Kota Cilacap sebesar 0,76 persen dengan IHK 125,32, diikuti Kota Tegal sebesar 0,62 persen dengan IHK 120,00, Kota Purwokerto sebesar 0,57 persen dengan IHK 121,00.

Selanjutnya, untuk Kota Surakarta sebesar 0,52 persen dengan IHK 120,45, Kota Kudus sebesar 0,44 persen dengan IHK 128,80, dan inflasi terendah di Kota Semarang sebesar 0,39 persen dengan IHK sebesar 122,25.

Di sisi lain, ada beberapa komoditas yang memberikan sumbangan terbesar terhadap terjadinya deflasi di antaranya bensin, angutan udara, dan beberapa jenis sayuran.

Untuk beberapa jenis sayuran tersebut di antaranya buncis, kacang panjang, dan sawi hijau. Penurunan harga untuk beberapa komoditas sayuran ini menyusul masa panen untuk beberapa sayuran di Jawa Tengah.

Pewarta : Aris Wasita
Editor : Zuhdiar Laeis
Copyright © ANTARA 2024