"Bela negara yang dimaksud bukanlah bela negara yang sempit yaitu membela keamanan dengan angkat senjata, sama sekali bukan," katanya di Pekalongan, Jumat.

Bela negara yang dimaksud, kata Habib Lutfhi, adalah dalam arti komprehensif yaitu menyangkut seluruh aspek kehidupan bangsa Indonesia.

"Beberapa aspek itu antara lain aspek akidah, pendidikan, dan aspek ekonomi. Aspek akidah ini sangat pokok sebagai sistem ideologi keagamaan," katanya.

Menurut dia, dunia Islam membutuhkan akidah yang moderat dan toleran terhadap segala perbedaan yaitu agama, bahasa, ras, suku, dan jenis kelamin.

"Banyak terjadi konflik dan peperangan antara umat atas nama aqidah sehingga hal ini mudah menyalahkan dan memusuhi kelompok lain. Ketegangan yang terjadi di Timur Tengah tidak hanya menyangkut politik tetapi juga menyeret masalah agama dan akidah," katanya.

Ia mengatakan bela negara adalah payung yang dapat dimanfaatkan untuk menyadarkan umat agar bisa menggunakan dasar spiritual seperti yang diajarkan Rasulullah Muhammad SAW.

Akidah tawasuth (moderat) dan tasamuh (toleran), kata dia, sudah waktunya menjadi kebutuhan agar pilar kehidupan berbangsa semakin kokoh.

"Jika pilar ini kokoh maka gerakan radikal yang memicu konflik serta membakar sumbu peperangan atas nama akidah tidak lagi mempan," katanya.

Pewarta : Kutnadi
Editor : Zaenal A.
Copyright © ANTARA 2024