Kedua pesawat latih senilai Rp76 miliar itu diserahkan langsung oleh Kepala Staf TNI Angkatan Laut (KSAL) Laksamana TNI Ade Supandi di Base Ops Lanudal Juanda, Surabaya, Rabu.

Pesawat udara BARON G-58 merupakan pesawat latih TNI AL yang segera menggantikan pesawat latih lama jenis Nomad N-22/24 yang kini sudah dinonaktifkan.

Pesawat latih itu dibutuhkan untuk memperlancar proses kualifikasi penerbang TNI AL yang selanjutnya akan mengawaki pesawat udara operasional seperti CN 235-200 maupun Casa NC 212-200.

"Pengoperasian pesawat latih BARON G-58 ini merupakan wujud penyiapan personel penerbang sebagai jawaban untuk menghadapi tantangan dalam mendukung tugas TNI AL untuk mempertahankan dan mengamankan kedaulatan perairan yurisdiksi nasional," kata KSAL.

Menurut dia, pembinaan kesiapan personel kualifikasi penerbang membutuhkan sarana latih pesawat udara yang nantinya akan dipersiapkan untuk mengoperasikan unsur udara dalam operasi laut, khususnya pesawat udara jenis fixedwing.

"Pesawat latih BARON G-58 yang memiliki kapasitas enam orang ini akan terus ditingkatkan jumlahnya menjadi enam unit agar lebih efektif dalam memperlancar peningkatan kualifikasi para penerbang fixedwing TNI AL," katanya.

BARON G-58 memiliki tingkat keamanan dan keselamatan penerbangan yang tinggi, dapat dioperasikan sesuai kebutuhan manuver yang diprogramkan, dilengkapi dengan kemajuan teknologi pesawat udara terkini Glasscockpit Technology.

Teknologi terkini itu terintegrasi dengan Engine Instrument, Flight Instrument, Communications, Navigation, Auto Pilot dan Radar Cuaca, serta memiliki Endurance 5 jam secara terus menerus dengan kecepatan 180-223 knots (333-413 Km/jam).

Selain itu juga memiliki performa mesin penggerak Double Engine yang masing-masing 300 HP, serta dapat dioperasikan hingga 20 tahun ke depan atau lebih.

"Jadi, pesawat latih jenis mesin ganda (multi engine) ini akan menjadi sarana meningkatkan kemampuan para penerbang TNI matra laut, karena awak yang semula mengoperasikan mesin tunggal (single engine) akan dilatih menggunakan pesawat mesin ganda," katanya.

Tidak hanya itu, kata KSAL, pengawak yang sudah beradaptasi dengan pesawat mesin ganda akan ditingkatkan lagi kapasitasnya dengan mengoperasikan pesawat mesin ganda lainnya, seperti CN-235 maupun Cassa.

"Kedatangan dua pesawat latih terbaik itu merupakan hasil pengadaan sejak tahun 2012," kata mantan Pangarmatim itu dalam acara peresmian pengoperasian pesawat latih yang dihadiri Komandan Puspenerbal, para pejabat utama Mabesal, para Pangkotama TNI AL, dan Direktur PT Pirusa Sejati.

Pewarta : Antaranews
Editor : Totok Marwoto
Copyright © ANTARA 2024