IHSG BEI dibuka melemah 12,76 poin atau 0,29 persen menjadi 4.442,41. Sementara kelompok 45 saham unggulan atau LQ45 bergerak turun 3,27 poin (0,43 persen) menjadi 756,46.
"Pelemahan indeks BEI ini seiring dengan melemahnya laju bursa saham di kawasan Asia serta laporan kinerja emiten triwulan III yang melambat, kondisi itu mendorong pelaku pasar melakukan aksi jualnya," kata Kepala Riset NH Korindo Securities Indonesia Reza Priyambada di Jakarta, Senin.
Ia menambahkan bahwa bank sentral Amerika Serikat yang kembali menunda untuk menaikan suku bunga acuannya juga direspon negatif oleh pelaku pasar, pasalnya situasi itu menambah ketidakpastian investor melakukan investasi di aset berisiko, akibatnya tren penurunan indeks BEI terus berlanjut.
Ia mengharapkan telah disahkannya dengan syarat Rancangan Undang-Undang Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (RUU APBN) 2016 menjadi Undang Undang dapat mengurangi sentimen negatf di pasar saham dalam negeri.
Analis Asjaya Indosurya Securities William Surya Wijaya menambahkan bahwa rilis data laporan keuangan emiten yang cenderung kurang menggembirakan membuat IHSG masih bergerak dalam rentang konsolidasi.
Namun, lanjut dia, investor dapat mengambil momentum untuk tetap mengakumulasi saham dengan menggunakan pola investasi jangka panjang karena peluang IHSG kembali menguat masih terbuka menyusul masih adanya harapan pertumbuhan ekonomi Indonesia ke depannya.
"Paket-paket kebijakan yang telah dikeluarkan oleh pemerintah akan berdampak pada ekonomi domestik, diperkirakan terasa pada tahun 2016 nanti," katanya
Bursa regional, di antaranya indeks Hang Seng turun 186,50 poin (0,82 persen) menjadi 22.453,54, indeks Nikkei turun 324,76 poin (1,70 persen) ke level 18.758,34, dan Straits Times melemah 41,80 poin (1,39 persen) ke posisi 2.957,50.
"Pelemahan indeks BEI ini seiring dengan melemahnya laju bursa saham di kawasan Asia serta laporan kinerja emiten triwulan III yang melambat, kondisi itu mendorong pelaku pasar melakukan aksi jualnya," kata Kepala Riset NH Korindo Securities Indonesia Reza Priyambada di Jakarta, Senin.
Ia menambahkan bahwa bank sentral Amerika Serikat yang kembali menunda untuk menaikan suku bunga acuannya juga direspon negatif oleh pelaku pasar, pasalnya situasi itu menambah ketidakpastian investor melakukan investasi di aset berisiko, akibatnya tren penurunan indeks BEI terus berlanjut.
Ia mengharapkan telah disahkannya dengan syarat Rancangan Undang-Undang Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (RUU APBN) 2016 menjadi Undang Undang dapat mengurangi sentimen negatf di pasar saham dalam negeri.
Analis Asjaya Indosurya Securities William Surya Wijaya menambahkan bahwa rilis data laporan keuangan emiten yang cenderung kurang menggembirakan membuat IHSG masih bergerak dalam rentang konsolidasi.
Namun, lanjut dia, investor dapat mengambil momentum untuk tetap mengakumulasi saham dengan menggunakan pola investasi jangka panjang karena peluang IHSG kembali menguat masih terbuka menyusul masih adanya harapan pertumbuhan ekonomi Indonesia ke depannya.
"Paket-paket kebijakan yang telah dikeluarkan oleh pemerintah akan berdampak pada ekonomi domestik, diperkirakan terasa pada tahun 2016 nanti," katanya
Bursa regional, di antaranya indeks Hang Seng turun 186,50 poin (0,82 persen) menjadi 22.453,54, indeks Nikkei turun 324,76 poin (1,70 persen) ke level 18.758,34, dan Straits Times melemah 41,80 poin (1,39 persen) ke posisi 2.957,50.