Penari terdiri atas anak-anak perempuan dari semua jenjang pendidikan di Nusa Penida, sebuah pulau yang terpisah dengan daratan Bali yang secara administratif masuk wilayah Kabupaten Klungkung.

Pengorbanan suci yang dilaksanakan secara berkesinambungan setiap tahun ditujukan kepada Dewa Baruna atau penguasa laut untuk keselamatan biota laut.

Pengorbanan suci menggunakan sarana serba warna hitam, yakni itik (bebek) dan ayam hitam. Selain itu juga digelar nangluk merana yang bertujuan untuk menghilangkan wabah penyakit di laut.

Sesuai lontar sunari gama, kedua jenis ritual itu untuk menghanyutkan kekotoran alam dan mengambil tirta amrta di tengah laut.

Bupati Klungkung, Nyoman Suwirta menyatakan ritual pekelem itu sebagai penerapan konsep tri hita karana yakni hubungan yang harmonis dan serasi sesama umat manusia, manusia dan lingkungan serta manusia dengan Tuhan Yang Maha Esa.

Ia mengajak semua komponen untuk bersama-sama menjaga laut sebagai sumber daya yang harus dipelihara. "Mulai hari ini kita tancapkan komitmen untuk memelihara laut," ujar Suwirta.

Selain itu mengajak semua komponen maupun sekaa seni untuk membangkitkan kesenian agar berkembang dan lestari, sehingga wisatawan yang datang ke Nusa Penida selain bisa menikmati wisata laut juga menikmati kebudayaan.

Menteri Pariwisata Arief Yahya membuka Festival Nusa Penida (FNP) yang dipusatkan di Pulau Nusa Lembongan, sebuah pulau yang terpisah dengan daratan Bali, berlangsung selama tiga hari, 2-4 Oktober 2015.

Kegiatan tersebut untuk mempromosikan potensi pariwisata di Nusa Penida di tingkat nasional maupun internasional, dengan harapan pelancong lebih banyak berkunjung ke daerah itu.

Festival Nusa Penida kali ini mempunyai target untuk menarik kunjungan wisatawan dalam dan luar negeri ke Nusa Penida sedikitnya satu juta orang dalam setahun.

Sasaran itu diharapkan bisa terealisasi, mengingat wisatawan dalam dan luar negeri mulai tertarik mengunjungi Nusa Penida.

Pewarta : Antaranews
Editor : Totok Marwoto
Copyright © ANTARA 2024