"Bila perlu, saya akan libatkan unsur TNI. Seluruh unsur akan kami libatkan, tidak terbatas hanya unsur polisi saja," kata Waseso, di Gedung BNN, Jakarta, Selasa.

Pasalnya, upaya pencegahan dan pemberantasan narkoba harus dilakukan semua pihak.

Wasesopun menegaskan akan bekerja dengan cepat dan agresif sama seperti memimpin Badan Reserse Kriminal Kepolisian Indonesia. "Penanganan narkoba harus dilakukan dengan penuh semangat dan agresif. Saya ingin semua pekerjaan saya selesai dengan cepat," ujarnya.

Pada Selasa, Waseso resmi dilantik menjadi kepala BNN menggantikan Komisaris Jenderal Polisi Anang Iskandar, oleh Kepala Kepolisian Indonesia, Jenderal Polisi Badrodin Haiti.

"BNN harus mampu menerapkan terobosan yang efektif, inovatif dan luar biasa dalam pemberantasan narkoba. BNN butuh pemimpin yang andal. Di bawah kepemimpinan Pak Buwas, saya yakin BNN akan menjadi organisasi yang semakin berkualitas dalam pemberantasan dan pencegahan narkoba," kata Haiti.

Indonesia saat ini sudah mengalami satu fase yang kronis dan memprihatinkan dalam penyalahgunaan narkoba.

Menurut dia, di Indonesia ada 4,3 juta orang yang mengalami ketergantungan narkoba atau setara dengan 2,2 persen dari total jumlah penduduk Indonesia. Dampak negatif terukur, uang yang dihabiskan pemakai membeli narkoba sekitar Rp63 triliun.

Uang sebanding jumlahnya dengan proyek kereta api cepat Jakarta-Bandung itu didapat pemakai narkoba dengan berbagai cara, mulai dari gaji, menjual barang-barang secara legal, hingga mencuri dan membegal, dan lain-lain tindakan melawan hukum.

Pewarta : Antaranews
Editor : Totok Marwoto
Copyright © ANTARA 2024