"Awalnya, areal tanaman padi yang puso hanya 20-an hektare, kini bertambah menjadi 74 hektare yang tersebar di beberapa desa di Kecamatan Mejobo," kata Kepala Dinas Pertanian Perikanan dan Kehutanan Kabupaten Kudus Budi Santoso di Kudus, Kamis.

Di antaranya, lanjut dia, tersebar di Desa Hadiwarno, Mejobo, Golantepus dan Jojo dengan luas lahan bervariasi.

Areal tanaman padi petani yang mengalami kekeringan, lanjut dia, ada yang masuk kategori total, berat, ringan dan sedang.

Untuk kategori berat, kata dia, tanaman padi yang puso dalam satu hektarenya bisa mencapai 80 persen lebih, sedangkan sedang antara 15-50 persen dan ringan di bawah 15 persen.

Selain melanda tanaman padi, lanjut dia, tanaman jagung yang ada di Desa Gondoharum, Kecamatan Jekulo, Kudus, seluas 72 hektare juga mengalami puso.

"Petani sebetulnya sudah berupaya menyelamatkan tanaman padinya agar tidak puso, namun keberadaan sumur pantek di lahan mereka ternyata airnya tidak cukup untuk mengairi areal tanaman padinya," ujarnya.

Meskipun puluhan hektare tanaman padi petani terkena dampak kekeringan, lanjut dia, target produksi gabah dalam setahun dimungkinkan masih bisa tercapai.

Produksi padi di Kabupaten Kudus hingga kini, lanjut dia, tercatat sebanyak 127.000 ton gabah kering panen (GKG) dari target setahun sebanyak 159.190 ton GKG.

Dengan demikian, lanjut dia, produksinya saat ini sudah terealisasi 79,78 persen dari target setahun.


Pewarta : Akhmad Nazaruddin
Editor : Mahmudah
Copyright © ANTARA 2024