"Teknologi Oxo-Biodegrable ini mampu membuat plastik yang ramah lingkungan dan aman untuk bahan makanan," ujar Kepala Departemen Pemasaran Sinar Joyoboyo Plastik, Gilang Yogantoro, di Jakarta, Senin.

Dia menjelaskan pada Ramadan konsumsi plastik semajin meningkat, namun sayangnya banyak para pedagang yang belum paham mengenai keamanan plastik yang dipergunakan untuk bungkus makanan.

"Seringkali, kami menemukan penjual makanan yang masih menggunakan kantung plastik yang tidak aman karena berasal dari bahan daur ulang," tambah dia.

Plastik tersebut tidak aman untuk pembungkus makanan terutama dalam kondisi panas seperti bakso kuah, bakmi kuah, bubur dan berbagai jenis gorengan panas.

Suhu yang relatif tinggi yang berasal dari makanan dapat membantu migrasi bahan kimia plastik ke dalam makanan.

Migrasi merupakan perpindahan zat kimia berbahaya yang didapat dari kemasan ke dalam bahan makanan, yang dipengaruhi oleh empat faktor yakni kecepatan migrasi, makanan, jenis bahan plastik dan suhu, serta lamanya kontak.

Gilang menjelaskan salah satu zat berbahaya yang terdapat pada plastik tidak aman untuk makanan adalah zat Dioktil Ptalat (DOP). DOP menyimpan zat benzen suatu larutan kimia yang sulit dicerna dalam saluran pencernaan manusia. Benzen juga tidak bisa dikeluarkan melalui feses atau urin, akibatnya zat tersebut semakin lama semakin menumpuk dan terbalut oleh lemak tubuh dan dapat memicu munculnya penyakit kanker.

Manajer Umum Joyoboyo Plastik, Handoko Sidharta, mengatakan pihaknya melakukan edukasi mengenai plastik yang aman pada masyarakat di Jawa Tengah dan Jawa Barat sepanjang Ramadan 1436 H.

"Tujuannya untuk memberikan edukasi sekaligus meningkatkan wawasan masyarakat terhadap plastik sesuai dengan tipe dan fungsinya melalui kampanye "Kenali Plastikmu"," kata Handoko.

Pewarta : Antaranews
Editor : Totok Marwoto
Copyright © ANTARA 2024