Kepala Bagian Kesatuan Pemangkuan Hutan (BKPH) Temanggung, Perum Perhutani Kesatuan Pemangkuan Hutan (KPH) Kedu Utara, Cahyono di Temanggung, Kamis, mengatakan kondisi hutan terutama di kawasan puncak dua gunung tersebut sudah sangat kering dan rawan terbakar.

"Penutupan kedua gunung tersebut untuk pendakian dilakukan sampai batas waktu yang tidak ditentukan," katanya.

Ia menyebutkan pada musim kemarau ini sekitar 100 hektare kawasan hutan di area mendekati puncak Sindoro dan Sumbing kondisinya sudah sangat kering.

Menurut dia, penutupan jalur pendakian perlu dilakukan karena kondisi di kawasan puncak Gunung Sindoro dan Sumbing rawan terbakar. Sekitar 50 persen vegetasi di kawasan puncak Gunung Sindoro sudah mengering sehingga mudah tersulut api.

Ia mengatakan di lahan yang kering, api akan menyebar dan menjalar lebih cepat. Vegetasi yang tumbuh di kawasan puncak adalah rumput ilalang dan semak belukar.

Ia menuturkan BKPH Temanggung sudah meminta perangkat desa di jalur pendakiab untuk ikut mengawasi dan melarang siapa pun yang akan naik ke puncak Gunung Sindoro dan Sumbing.

"Desa-desa di jalur pendakian sudah kami kirimi surat penutupan sementara jalur pendakian selama musim kemarau," katanya.

Menurut dia upaya penutupan jalur pendakian dilakukan karena kebakaran yang terjadi biasanya dipicu oleh ulah manusia yang lalu lalang di sekitar gunung, termasuk kelompok pendaki dan pecinta alam.

Selama Mei-Juni 2015 telah terjadi tiga kali kejadian kebakaran di kawasan hutan puncak Gunung Sumbing dan Sindoro tersebut.

Pewarta : Heru Suyitno
Editor : Antarajateng
Copyright © ANTARA 2024