"Selain itu, populasi atau jumlah rumpun padi akan meningkat sehingga produksi dapat meningkat 15 persen dan tanaman akan mudah dalam pemeliharaannya," katanya di Purbalingga, Rabu.

Djoko mengatakan hal itu saat kegiatan Temu Lapang di area persawahan Kelompok Tani Sido Dadi, Desa Kalimanah Wetan, Kecamatan Kalimanah, Purbalingga, yang diisi dengan peragaan penggunaan mesin tanam padi (transplanter) dan alat caplak "jajar legowo".

Dia mengatakan pengenalan alat bantu caplak "jajar legowo" maupun mesin tanam padi untuk mendukung upaya khusus peningkatan produksi padi, jagung, dan kedelai yang dicanangkan oleh Presiden Joko Widodo.

"Keberadaan alat mesin tanam padi (transplanter) merupakan upaya yang dilakukan oleh pemerintah untuk mengatasi kesulitan tenaga tanam yang selama ini dikeluhkan oleh petani. Diharapkan dengan adanya mesin tersebut, percepatan tanam pada areal pertanaman sawah dapat dilaksanakan tepat waktu, tanpa terkendala kurangnya tenaga tanam," katanya.

Selain alat caplak "jajar legowo" dan mesin tanam padi pihaknya juga memperkenalkan varietas unggul baru, yakni Inpari 30, Inpari 31, dan Inpari 32.

Menurut dia, Inpari 30 merupakan varietas padi unggul baru yang tahan genangan, Inpari 31 merupakan varietas yang tahan wereng batang cokelat, dan Inpari 32 merupakan varietas yang tahan penyakit kresek.

"Kegiatan 'display' varietas ini dimaksudkan agar varietas baru tersebut dikenal oleh masyarakat. Selanjutnya, di masa yang akan datang dapat ditanam dan dikembangkan di Purbalingga sesuai dengan minat para petani," katanya.


Pewarta : Sumarwoto
Editor : Mahmudah
Copyright © ANTARA 2024