"Apa yang kami sajikan dalam sarasehan ini masih perlu disempurnakan agar semakin mantap hasilnya tentang rias pengantin gaya Borobudur ini," kata Ketua DPC HARPI Kabupaten Magelang Yuni Puji Rahayu di Magelang, Rabu.

Ia mengatakan hal itu di sela sarasehan "Mengangkat Tata Rias Pengantin Gaya Borobudur" yang ditandai peragaan prosesi pesta pernikahan dengan pasangan pengantin yang mengenakan tata rias gaya Borobudur di Pendopo Tourist Information Centre sekitar 600 meter timur Candi Borobudur Kabupaten Magelang, Jateng.

Tata rias pengantin gaya Borobudur, kata Yuni yang juga instruktur tata rias pengantin di Lembaga Kursus dan Pelatihan 'Yuniar" Kabupaten Magelang itu, terutama bersumber pada relief Candi Borobudur.

Relief di lorong pertama dengan panel 51 dan 52 yang menginspirasi kreasi tata rias pengantin gaya Borobudur tersebut, bercerita tentang pernikahan Pangeran Sudhadana dengan Ratu Gopa yang sebelumnya ditandai dengan sayembara.

Ia menjelaskan proses kreasi tata rias pengantin gaya Borobudur juga melibatkan budayawan dan arkeolog Universitas Gajah Mada Yogyakarta, masing-masing Profesor Timbul Haryono dan Profesor Bambang Sunarto.

"Kami masih membutuhkan berbagai masukan untuk mencapai kesempurnaan ciptaan tata rias ini, termasuk dari kalangan seniman dan budayawan," katanya.

Pada awal Juni 2015, pihaknya juga akan melakukan peragaan tata rias pengantin gaya Borobudur melalui loka karya di Pendopo Rumah Dinas Bupati Magelang di Kota Mungkid.

Selain itu, pihaknya juga merencanakan untuk tata rias tersebut memperoleh sertifikat dari Lembaga Sertifikasi Kompetensi dan DPP HARPI.

Pada kesempatan itu, Yuni yang memimpin sekitar 200 anggota organisasi tersebut dengan sekitar 45 di antaranya sebagai anggota aktif, menyebut sejumlah ciri khas tata rias pengantin gaya Borobudur, baik untuk mempelai laki-laki maupun perempuan, seperti tentang kuluk, sanggul, mahkota, motif dodot.

Selain itu, dalam prosesi "panggih" (kedua mempelai dipertemukan dengan masing-masing didampingi pihak keluarga), ditandai dengan pelepasan burung merpati jantan dan betina sebagai lambang perdamaian dan kekeluargaan.

Mereka kemudian duduk di pelaminan dan melanjutkan prosesi pesta pernikahan secara adat Jawa.

Pembicara lainnya pada sarasehan dengan pemandu Ketua Lesbumi Kabupaten Magelang Abet Nugroho itu, adalah dua instruktur tata rias pengantin lainnya, yakni Rahayu Pujaningsih dan Aning Setyondari.

Pewarta : M Hari Atmoko
Editor : Hari Atmoko
Copyright © ANTARA 2024