Guru MI Al Ma'arif Desa Sambungrejo, Kecamatan Grabag, Salim di Magelang, Jumat mengatakan longsor itu diawali dengan hujan deras yang mengguyur wilayah Desa Samburejo sejak Kamis siang. Tiba-tiba saja talud di depan sekolah ambrol dan nyaris merusak bangunan kelas VI.

"Kejadiannya sekitar pukul 16.00 WIB. Untung tidak ada siswa dan guru yang melaksanakan kegiatan belajar mengajar (KBM). Sebelumnya ada siswa yang mengikuti les di sekolah," katanya.

Salim menjelaskan suara gemuruh terjadi saat tanah bercampur batu itu longsor hingga menutup akses jalan Desa Sambungrejo selama semalam. Sehari sebelum kejadian longsor tersebut, talud setinggi 10 meter dengan lebar empat meter yang berada di depan kelas II juga ambrol.

Ia menuturkan tanah di daerah tersebut labil dan mudah longsor. Apalagi talud yang dibangun tidak memakai cakar ayam sehingga kurang kuat.

Kepala MI Al Ma'arif, Setyowati mengatakan untuk sementara KBM siswa kelas VI tetap dilaksanakan secara darurat, yakni dengan menggeser bangku dan meja ke tempat yang jauh dari retakan agar aman dan KBM tetap berjalan.

Ia mengaku khawatir jika siswa takut untuk belajar, apalagi menjelang ujian sekolah. Dia berharap ada bantuan dan penanganan pada talud tersebut.

"Memang sejauh ini sudah ada bantuan logistik. Kami berharap ada bantuan dari instansi terkait untuk perbaikan sehingga lebih aman dan tidak mengkhawatirkan lagi," katanya.

Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik BPBD Kabupaten Magelang, Joko Sudibyo menjelaskan pihaknya sudah mengecek lokasi bencana dan memberikan bantuan logistik.

"Kami akan berkoordinasi dengan dinas terkait untuk penanganan lebih lanjut karena menyangkut sekolah," katanya.

Pewarta : Heru Suyitno
Editor : hernawan
Copyright © ANTARA 2024