"Proxy war adalah perang di mana salah satu pihak menggunakan pihak ketiga atau pihak lain untuk berperang melalui berbagai aspek, idiologi, politik, ekonomi, sosial budaya, dan aspek lain dalam kehidupan berbangsa dan bernegara," katanya.

Ia mengatakan biasanya pihak ketiga yang bertindak sebagai pemain pengganti adalah negara kecil, namun kadang juga bisa berupa LSM, ormas, kelompok masyarakat atau bahkan perorangan.

Perang proxy ini, katanya tidak dapat dikenali dengan jelas siapa kawan dan siapa lawan karena musuh bersifat "nonstate actors" yang mengendalikan dari jauh.

Menurut dia proxy war telah berlangsung di Indonesia dalam bermacam bentuk, seperti gerakan separatis dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.

Ia mengatakan tren negara-negara maju saat ini dengan investasi besar-besaran ke Indonesia, mengeksploitasi sumber daya alam dan menjadikan Indonesia sebagai pasar untuk menjual produk-produk negaranya.

Menghancurkan generasi muda Indonesia melalui berbagai budaya negatif seperti budaya konsumtif, seks bebas, judi on line, dan narkoba. Menguasai pembuat kebijakan/legislatif dengan cara menyuap agar menghasilkan aturan/undang-undang yang memihak kepemimpinan negaranya, membuat pakta-pakta perdagangan untuk menekan Indonesia lewat jalur diplomasi, aliansi dan intervensi.

"Mereka membeli dan menguasai media di Indonesia untuk melakukan pembentukan opini dan menciptakan rekayasa sosial dan lain-lain yang semua itu merupakan bagian dari proxy war," katanya.

Ia mengatakan padaera proxy war saat ini, peran pemuda sangat strategis dan menentukan karena akan memegang peran penting pada beberapa tahun ke depan. Pemudalah yang akan memimpin bangsa Indonesia ke depan.

"Tantangan bagi para pemuda saat ini adalah bangsa Indonesia membutuhkan pemimpin yang andal. Pemimpin harus dapat berperan sebagai orang tua, teman, guru dan pelatih," katanya.

Ia berharap pengetahuan tentang proxy war dapat menjadi tambahan ilmu bagi para mahasiswa Untidar dalam mengembangkan cakrawala berpikir dan wawasan sehingga dapat memunculkan kreativitas serta berperan aktif dalam memajukan Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Pewarta : Heru Suyitno
Editor : hernawan
Copyright © ANTARA 2024