Anggota BKSAP DPR Evita Nursanty di Jakarta, Sabtu, mengatakan parlemen mengundang perempuan-perempuan duta besar negara sabahat untuk mengikuti seminar tentang perempuan di gedung DPR Jakarta pada 24 Maret.
"Idenya dari para duta besar perempuan negara sahabat yang ada di Indonesia. Kedepan kita akan undang lebih banyak lagi para duta besar perempuan serta anggota parlemen perempuan dari negara sahabat. Kita harapkan, kegiatan ini semakin lama semakin besar dan banyak melibatkan tokoh perempuan," kata Evita.
Kegiatan itu, ia mengatakan, ditujukan untuk meningkatkan peran perempuan dalam bidang politik, hukum, ekonomi, sosial dan budaya.
"Kegiatan ini akan jadi rutinitas yang akan mengikutsertakan tokoh-tokoh perempuan dalam dan luar negeri," kata politisi Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan itu.
Ia mengatakan seminar kali ini mengangkat tema perempuan dan politik dan membahas kiprah perempuan dalam proses demokratisasi dan kepemerintahan yang baik.
Selanjutnya seminar juga akan mengangkat tema perempuan dan ekonomi dan refleksi Beijing + 20, membahas keterlibatan perempuan dalam ekonomi.
Ia menjelaskan pula bahwa Hari Perempuan Internasional, yang diperingati setiap 8 Maret, merupakan momentum untuk memperbarui komitmen Indonesia setelah mengadopsi Beijing Declaration and Platform for Action (BPfA) hasil Konferensi Perempuan Dunia keempat di Beijing, Tiongkok, September 1995.
Dalam deklarasi itu, ia melanjutkan, 189 negara berkomitmen mewujudkan kesetaraan gender dan pemberdayaan perempuan di negaranya masing-masing.
Ia mengatakan Indonesia sudah mengadopsi deklarasi itu dan terikat tanggung jawab untuk melaksanakan langkah strategis yang tertuang di dalamnya.
"Idenya dari para duta besar perempuan negara sahabat yang ada di Indonesia. Kedepan kita akan undang lebih banyak lagi para duta besar perempuan serta anggota parlemen perempuan dari negara sahabat. Kita harapkan, kegiatan ini semakin lama semakin besar dan banyak melibatkan tokoh perempuan," kata Evita.
Kegiatan itu, ia mengatakan, ditujukan untuk meningkatkan peran perempuan dalam bidang politik, hukum, ekonomi, sosial dan budaya.
"Kegiatan ini akan jadi rutinitas yang akan mengikutsertakan tokoh-tokoh perempuan dalam dan luar negeri," kata politisi Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan itu.
Ia mengatakan seminar kali ini mengangkat tema perempuan dan politik dan membahas kiprah perempuan dalam proses demokratisasi dan kepemerintahan yang baik.
Selanjutnya seminar juga akan mengangkat tema perempuan dan ekonomi dan refleksi Beijing + 20, membahas keterlibatan perempuan dalam ekonomi.
Ia menjelaskan pula bahwa Hari Perempuan Internasional, yang diperingati setiap 8 Maret, merupakan momentum untuk memperbarui komitmen Indonesia setelah mengadopsi Beijing Declaration and Platform for Action (BPfA) hasil Konferensi Perempuan Dunia keempat di Beijing, Tiongkok, September 1995.
Dalam deklarasi itu, ia melanjutkan, 189 negara berkomitmen mewujudkan kesetaraan gender dan pemberdayaan perempuan di negaranya masing-masing.
Ia mengatakan Indonesia sudah mengadopsi deklarasi itu dan terikat tanggung jawab untuk melaksanakan langkah strategis yang tertuang di dalamnya.