"Kami berhasil menjual sukri mencapai Rp1,1 triliun, ini lebih dari target awal," kata Branch Manajer PT Danareksa Sekuritas Cabang Semarang Melcy RS Makarawung di Semarang, Kamis.

Menurut dia, penjualan sukri menggembirakan karena Bank Indonesia menurunkan suku bunga acuan atau BI rate sebesar 0,25 basis poin atau dari 7,75 persen menjadi 7,5 persen.

"Seperti yang diketahui, selama Januari dan Februari tingkat inflasi cukup rendah dan suku bunga pun turun, bahkan Jateng mengalami deflasi. Kondisi ini bagus untuk pasar saham," katanya.

Dengan kondisi BI rate yang mengalami penurunan, artinya orang akan semakin berani menginvestasikan keuangan mereka salah satunya melalui pembelian obligasi.

Menurutnya, sukri banyak diminati mengingat tidak ada risiko yang kemungkinan bisa dialami oleh investor. Selain itu kupon sebesar 8,25 persen yang diterimakan setiap bulan selama tiga tahun juga menjadi salah satu penawaran menarik dari sukri 007.

"Untuk besaran pajak sebesar 15 persen dari kupon yang diterima oleh para investor, kalau deposito kan pajaknya 20 persen. Jadi lebih menarik dengan apa yang ditawarkan oleh sukri 007 ini," katanya.

Sebelumnya, Pemerintah menawarkan sukri seri 007 melalui 22 agen penjual yang terdiri dari 17 bank dan 5 perusahaan efek salah satunya PT Danareksa Sekuritas.

Penawaran dilakukan dari 23 Februari-6 Maret 2015. Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko (Ditjen P2R) telah menetapkan penjatahan sukri 007 sebesar Rp 21,965 triliun.

Pada awalnya, target indikatif dari sukri sebesar Rp20 triliun, namun karena animo masyarakat yang besar akhirnya kuota dinaikkan sebesar Rp2 triliun sehingga menjadi hampir Rp22 triliun.

Pewarta : Aris Wasita
Editor : Antarajateng
Copyright © ANTARA 2024