Kepala Penerangan dan Hubungan Masyarakat Akmil Letnan Kolonel (CAJ) Suprayitno di Magelang, Jumat mengatakan latihan diikuti para prajurit Akmil, baik perwira, bintara, maupun tamtama.
Kegiatan itu, katanya, juga untuk meningkatkan kemampuan mereka dalam menembak.
"Latihan berlangsung selama kurang lebih lima hari, untuk melihat, mengasah kemampuan, dan keterampilan, serta profesionalisme prajurit yang bertugas di Akmil, di bidang menembak," katanya.
Ia mengatakan latihan menggunakan dua jenis senjata, yakni laras panjang dan pistol.
Senjata laras panjang yang digunakan untuk latihan, katanya, jenis M16 A1, sedangkan pistol jenis FN.
Ia menjelaskan latihan menembak dengan senjata ringan, sebagai bagian dari program bidang latihan, menjadi tolok ukur dari latihan menembak, baik setiap triwulan maupun tahun sebelumnya.
"Untuk memenuhi prinsip latihan, dimana harus bertahap, bertingkat, dan berlanjut, sehingga tujuan latihan untuk meningkatkan profesionalisme prajurit dapat tercapai," katanya.
Ia mengatakan setiap peserta latihan menembak itu menghabiskan 55 butir peluru kaliber 5,56 milimeter untuk senapan laras panjang dengan jarak tembak 100 meter.
"Menggunakan sikap tiarap, duduk, dan berdiri," katanya.
Selain itu, katanya, setiap personel juga menghabiskan 16 butir peluru kaliber sembilan milimeter untuk pistol dengan jarak tembak 25 meter.
"Menggunakan sikap berdiri," katanya.
Kegiatan itu, katanya, juga untuk meningkatkan kemampuan mereka dalam menembak.
"Latihan berlangsung selama kurang lebih lima hari, untuk melihat, mengasah kemampuan, dan keterampilan, serta profesionalisme prajurit yang bertugas di Akmil, di bidang menembak," katanya.
Ia mengatakan latihan menggunakan dua jenis senjata, yakni laras panjang dan pistol.
Senjata laras panjang yang digunakan untuk latihan, katanya, jenis M16 A1, sedangkan pistol jenis FN.
Ia menjelaskan latihan menembak dengan senjata ringan, sebagai bagian dari program bidang latihan, menjadi tolok ukur dari latihan menembak, baik setiap triwulan maupun tahun sebelumnya.
"Untuk memenuhi prinsip latihan, dimana harus bertahap, bertingkat, dan berlanjut, sehingga tujuan latihan untuk meningkatkan profesionalisme prajurit dapat tercapai," katanya.
Ia mengatakan setiap peserta latihan menembak itu menghabiskan 55 butir peluru kaliber 5,56 milimeter untuk senapan laras panjang dengan jarak tembak 100 meter.
"Menggunakan sikap tiarap, duduk, dan berdiri," katanya.
Selain itu, katanya, setiap personel juga menghabiskan 16 butir peluru kaliber sembilan milimeter untuk pistol dengan jarak tembak 25 meter.
"Menggunakan sikap berdiri," katanya.