Informasi yang dihimpun, tongkang tersebut diketahui terdampar pada Rabu pagi dan berhasil dievakuasi sekitar pukul 08.00 WIB dengan ditarik menggunakan kapal "tugboat".

"Tongkang yang terdampar itu dalam kondisi kosong tanpa muatan batu bara," kata Kepala Seksi Kesatuan Pengamanan Laut dan Pantai (KPLP) Administrator Pelabuhan Tanjung Intan Cilacap Hari Widiyanto.

Oleh karena itu, kata dia, tongkang tersebut dapat dengan mudah terdorong oleh gelombang tinggi dan angin kencang hingga akhirnya terdampar di pantai.

Selain tongkang, lanjut dia, gelombang tinggi dan angin kencang juga sempat mengakibatkan sebuah kapal tanker kosong menghantam bangunan pemecah gelombang nomor 6 di sekitar Pantai Teluk Penyu hingga akhirnya terdampar di tempat itu pada hari Sabtu (26/7).

"Kapal tangker MV Alabaster itu dapat segera lepas dan sekarang telah berada di Sodong," katanya.

Sebelumnya, Kepala Kelompok Teknisi Stasiun Meteorologi Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Cilacap Teguh Wardoyo mengatakan bahwa gelombang tinggi masih berpeluang terjadi di perairan selatan Jateng khususnya Cilacap.

Menurut dia, gelombang tinggi tersebut terjadi akibat pengaruh musim angin timur.

"Saat ini masih berlangsung musim angin timur, sehingga tiupan anginnya cenderung searah dan mengakibatkan terjadinya gelombang tinggi," katanya.

Pewarta : Sumarwoto
Editor : Zaenal A.
Copyright © ANTARA 2024