"Kondisi ini membuat banyak industri lebih tertarik untuk mendatangkan komponen dari luar negeri yang harganya lebih murah," jelasnya di Semarang, Sabtu.
Menurutnya tingginya harga komponen di dalam negeri disebabkan karena harga bahan baku logam yang juga lebih tinggi dibandingkan harga internasional.
Ia mencontohkan untuk komponen frame 3 roda karya harga impor Rp900 ribu sedangkan harga lokal mencapai Rp1,2 juta, komponen lain yaitu frame matic Vior 125 cc dari impor di harga Rp350 ribu dan lokal mencapai Rp500 ribu.
"Saya pernah mencoba melakukan eksperimen yaitu kendaraan kami bedah selanjutnya komponen-komponen yang ada dipisahkan, ternyata kami bisa memproduksi komponen ini sesuai dengan yang diinginkan pabrik dalam kata lain secara kualitas kami sudah bisa memenuhi tetapi ternyata terkendala dari sisi harga," paparnya.
Diakuinya ada beberapa komponen yang bisa masuk ke pabrik transportasi Viar, namun hanya komponen yang selisih harga yang tidak jauh berbeda antara lokal dengan asing.
"Sebetulnya Viar ini sangat tertarik dengan produk kami tetapi permasalahannya ada pada harga yang mahal," jelasnya.
Mengenai kondisi tersebut pihaknya sudah pernah mengajukan permasalahan tersebut kepada Pemerintah Pusat tetapi hingga saat ini belum ada solusi.
"Permasalahan ini menjadi domain dari Pemerintah Pusat kalau di daerah tidak bisa berbuat banyak, upaya yang kami lakukan hanya sekadar memberikan bantuan peralatan agar tetap bisa produksi dan memfasilitasi magang," jelasnya.
Sejauh ini pihaknya sudah memberangkatkan banyak orang yang tertarik di bidang industri komponen alat transportasi untuk melakukan magang, beberapa perusahaan tempat magang di antaranya di Solo dan Bandung.
Menurutnya tingginya harga komponen di dalam negeri disebabkan karena harga bahan baku logam yang juga lebih tinggi dibandingkan harga internasional.
Ia mencontohkan untuk komponen frame 3 roda karya harga impor Rp900 ribu sedangkan harga lokal mencapai Rp1,2 juta, komponen lain yaitu frame matic Vior 125 cc dari impor di harga Rp350 ribu dan lokal mencapai Rp500 ribu.
"Saya pernah mencoba melakukan eksperimen yaitu kendaraan kami bedah selanjutnya komponen-komponen yang ada dipisahkan, ternyata kami bisa memproduksi komponen ini sesuai dengan yang diinginkan pabrik dalam kata lain secara kualitas kami sudah bisa memenuhi tetapi ternyata terkendala dari sisi harga," paparnya.
Diakuinya ada beberapa komponen yang bisa masuk ke pabrik transportasi Viar, namun hanya komponen yang selisih harga yang tidak jauh berbeda antara lokal dengan asing.
"Sebetulnya Viar ini sangat tertarik dengan produk kami tetapi permasalahannya ada pada harga yang mahal," jelasnya.
Mengenai kondisi tersebut pihaknya sudah pernah mengajukan permasalahan tersebut kepada Pemerintah Pusat tetapi hingga saat ini belum ada solusi.
"Permasalahan ini menjadi domain dari Pemerintah Pusat kalau di daerah tidak bisa berbuat banyak, upaya yang kami lakukan hanya sekadar memberikan bantuan peralatan agar tetap bisa produksi dan memfasilitasi magang," jelasnya.
Sejauh ini pihaknya sudah memberangkatkan banyak orang yang tertarik di bidang industri komponen alat transportasi untuk melakukan magang, beberapa perusahaan tempat magang di antaranya di Solo dan Bandung.