Jakarta (ANTARA) - Perdana Menteri Thailand Prayuth Chan-Ocha pada Jumat mengutuk mereka yang berada di balik aksi setidaknya tiga ledakan bom berskala kecil di Ibu kota Bangkok di saat mereka sedang menjadi tuan rumah pertemuan keamanan Asia Tenggara dengan negara-negara besar lainnya.

Seperti yang dikutip Reuters, tidak ada pihak yang menyatakan bertanggung jawab atas ledakan yang melukai setidaknya tiga orang itu.

"Sehubungan dengan bom tadi pagi, saya mengutuk mereka yang menimbulkan situasi yang mengacaukan perdamaian dan merusak citra negara. Saya telah memerintahkan pejabat berwenang untuk memastikan keamanan warga serta pihak yang terdampak," kata Prayuth.

Pertemuan masalah keamanan tersebut didahului dengan Pertemuan Tingkat Menteri ASEAN (AMM) yang juga dihadiri oleh Menlu Indonesia Retno Marsudi.

Dalam sesi tersebut, Menlu Retno antara lain kembali menyampaikan dukungan terkait permintaan Timor Leste untuk menjadi anggota ASEAN yang telah diajukan pada 2011.

“Dukungan untuk Timor Leste yang sudah mengajukan diri sebagai negara anggota ASEAN bukan baru diberikan Indonesia. Sejak awal Indonesia sudah menyampaikan dukungannya, dan pada saat pleno saya sampaikan kembali dukungan Indonesia untuk Timor Leste,” kata Retno dalam taklimat media, seperti disampaikan Kemlu RI, Kamis.

Dukungan Indonesia bagi Timor Leste diberikan secara politis dan konkret melalui berbagai bantuan pengembangan kapasitas untuk mempersiapkan negara tersebut sebelum masuk ASEAN.
Baca juga: Indonesia tegaskan dukungan bagi Timor Leste jadi anggota ASEAN
Baca juga: Malaysia dukung Timor Leste masuk ASEAN

Sejak mengajukan diri menjadi anggota ASEAN pada 2011, Timor Leste terus berupaya memenuhi sejumlah prasyarat dan keselarasan baik dalam pilar politik, ekonomi, serta sosial budaya.

Baca juga: Media lokal: Beberapa ledakan kecil terjadi di Bangkok 
Baca juga: Menlu hadiri pertemuan retreat ASEAN di Singapura
Baca juga: Indonesia akan perkenalkan Indo-Pasifik ke mitra ASEAN

Penerjemah: Atman Ahdiat
Editor: Maria D Andriana
Copyright © ANTARA 2019