Berdasarkan hasil pantauan Citra Satelit, pola tekanan, dan pola angin, terpantau adanya daerah bertekanan tinggi di Australia (1031 mb), dan tekanan rendah di Asia (1000 mb)
Kupang (ANTARA) - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menyatakan p​​​​​​Perbedaan tekanan tinggi di Australia (1031 mb) dan tekanan rendah di Asia (1000 mb), telah memicu terjadinya angin kencang di wilayah Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT).

"Berdasarkan hasil pantauan Citra Satelit, pola tekanan, dan pola angin, terpantau adanya daerah bertekanan tinggi di Australia (1031 mb), dan tekanan rendah di Asia (1000 mb)," kata Kepala Stasiun Meteorologi El Tari, Kupang, Agung Sudiono Abadi di Kupang, Kamis.

Dia mengemukakan hal itu, berkaitan dengan faktor penyebab angin kencang yang melanda wilayah NTT dalam beberapa hari terakhir ini.

Menurut dia, selisih tekanan udara yang cukup besar itu menguatkan tarikan massa udara, dan meningkatkan kecepatan angin di sekitar wilayah NTT, terutama di Pulau Timor, Rote, Sabu, dan Sumba.

Pada wilayah di Pulau Timor, Rote Ndao, sabu Raijua dan Pulau Sumba kecepatan angin berpotensi dapat mencapai 40 - 50 km/jam.

Dampaknya, kata dia, adalah dari kondisi cuaca tersebut perlu diwaspadai roboh/tumbangnya papan reklame, baliho, dan pohon serta atap rumah yang rusak/ambruk.

Sedangkan dampak lain adalah, kecepatan angin yang cukup kuat dapat pula mengganggu kegiatan penerbangan.

Karena itu, dia menghimbau masyarakat dan pengguna jalan untuk waspada dan berhati-hati terhadap dampak yang dapat ditimbulkan.

Kondisi ini diperkirakan masih akan berlangsung hingga bulan Agustus ini, demikian Agus Sudiono Abadi. 

Baca juga: BMKG: Angin kencang melanda NTT hingga Agustus

Baca juga: Perbedaan tekanan udara Australia picu angin kencang di NTT

Baca juga: Angin kencang di NTT akibat monsun Australia-Asia

Pewarta: Bernadus Tokan
Editor: Andi Jauhary
Copyright © ANTARA 2019