Dinkes Bangka Tengah tidak berpuas diri karena masih ada ditemukan kasus stunting yang menimpa kalangan anak kendati persentasenya sangat rendah.
Koba, Babel (ANTARA) - Dinas Kesehatan Kabupaten Bangka Tengah, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, mencatat hanya 7 persen dari jumlah anak usia dini (Balita) di Bangka Tengah yang mengalami stunting pada 2019.

Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Bangka Tengah dr Bahrun R Siregar di Koba, Rabu (24/7), mengatakan hingga Juli 2019 hanya tercatat tujuh persen kasus stunting  atau bertubuh kerdil dari total jumlah anak usia dini di daerah itu.

"Jika melihat dari angka tersebut, maka kabupaten ini merupakan daerah paling rendah kasus stunting jika dibandingkan dengan kabupaten lainnya di Babel," ujarnya.

Namun demikian, Dinkes Bangka Tengah tidak berpuas diri karena masih ada ditemukan kasus stunting yang menimpa kalangan anak kendati persentasenya sangat rendah.

Baca juga: Menekan angka kekerdilan di Maluku

"Walaupun persentasenya rendah tetapi tetap saja kasusnya ada, maka ini harus kita tekan lagi sampai pada angka nol persen kasus stunting," ujarnya.

Di antara upaya yang dilakukan Dinkes Bangka Tengah untuk menekan kasus stunting yaitu berkoordinasi dengan lembaga terkait baik pemerintah maupun swasta.

"Terkait stunting ini harus melibatkan lintas sektoral, tidak hanya dinas terkait tetapi berbagai elemen masyarakat di daerah ini," ujarnya.

Ia mengatakan, stunting ini terjadi terkait dengan nutrisi dan asupan gizi yang diberikan kepada anak usia dini.

"Maka itu, asupan gizi yang seimbang dan menu makanan yang penuh protein serta sehat sangat membantu dalam pencegahan stunting," ujarnya. 

Baca juga: 30,4 persen balita "stunting" Mahakam Hulu ditangani Dinkes
Baca juga: Membebaskan anak-anak Ternate dari stunting

Pewarta: Ahmadi
Editor: Ridwan Chaidir
Copyright © ANTARA 2019