Surabaya (ANTARA) - Ketua Komisi Pemilihan Umum (KPU) RI Arief Budiman menanggapi adanya wacana yang berkembang bahwa dirinya dinilai layak maju sebagai cawali di Pemilihan Kepala Daerah Kota Surabaya yang digelar pada 2020.

"Saya tidak ada biaya untuk maju," kata Arief Budiman kepada ANTARA di Surabaya, Senin.

Baca juga: Masa kampanye Pilkada 2020 diusulkan menjadi 71 hari

Baca juga: KPU belum lirik e-voting untuk Pilkada 2020

Baca juga: KPU sebut pergantian jabatan saat tahapan pemilu tidak mudah


Saat ditanya jika nanti ada partai yang siap mengusung dirinya, Arief menegaskan bahwa dirinya masih fokus bekerja sebagai ketua KPU RI. "Saya menuntaskan tugas dulu di KPU RI," ujarnya singkat.

Sosiolog Politik Politik Universitas Negeri Surabaya (Unesa), Agus Machfud Fauzi sebelumnya menilai sosok Ketua KPU RI Arief Budiman yang merupakan kelahiran Kota Surabaya punya kapasitas dan layak untuk maju di Pilkada Surabaya 2020.

"Mas Arief Budiman layak maju Cawali Surabaya. Apalagi beliau sebagai arek Suroboyo, dibesarkan di Surabaya memahami sosial, budaya dan politik masyarakat Surabaya," katanya.

Selain itu, lanjut dia, sebagai putra daerah yang menasional karena menjadi Ketua KPU RI, Arief Budiman dinilai sudah waktunya memberikan yang terbaik kepada tanah kelahirannya.

Menurut dia, secara regulasi Arief Budiman diperbolehkan maju sebagai Cawali Surabaya pada Pilkada Surabaya 2020 selama mengundurkan diri dari jabatannya sebagai komisioner KPU RI

Hanya saja, lanjut dia, secara etika, Arief Budiman tidak etis, jika maju sebagai cawali karena sudah berkomitmen selama 5 tahun kepemimpinan di KPU RI akan menjalankan tugas-tugas sampai masa jabatannya berakhir.

Pewarta: Abdul Hakim
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2019