Kendari (ANTARA) - Perserikatan Solidaritas Perempuan (SP) akan menggelar Kongres ke VIII di Kota Kendari, Sulawesi Tenggara (Sultra), pada tanggal 22-27 Juli 2019, yang akan dihadiri 300 perempuan dari 12 wilayah di Indonesia dengan jaringan regional, nasional dan global.

Ketua Badan Eksekutif Nasional Solidaritas Perempuan, Puspa Dewi, mengatakan kongres tersebut bertujuan merebut kedaulatan perempuan melalui Rembuk Nasional Gerakan Perempuan dengan tema “Meneguhkan Posisi Politik Gerakan Perempuan untuk Merebut Kedaulatan Perempuan”.

"Pada rembuk ini, akan berdiskusi dan membahas berbagai situasi yang dialami oleh perempuan sekaligus berbagi pengalaman dan perjuangan perlawanan yang telah dilakukan bersama Solidaritas Perempuan," kata Puspa Dewi, Sabtu di Kendari saat jumpa wartawan.

Menurutnya politik perempuan sebagai perjuangan perempuan untuk terus menyuarakan dan memperjuangkan hak-hak perempuan untuk dipenuhi, dilindungi dan dihormati oleh negara.

"Meneguhkan posisi politik perempuan adalah sebuah upaya untuk memperkuat inisiatif-inisiatif perempuan dalam memperhatikan dan merebut kedaulatan perempuan atas hidup dan sumber-sumber hidup dan kehidupannya," kata Puspa.

Di tempat yang sama Ketua Pengarah Kongres VIII, Risma Umar, mengatakan tujuan rembuk ini untuk menyediakan ruang bagi gerakan perempuan ditingkat lokal dan nasional hingga tingkat internasional untuk berbagi pengalaman dan kekuatan dalam perjuangan yang dilakukan.

"Ruang ini adalah ruang yang strategis bagi gerakan perempuan untuk mengambil pembelajaran penting dan bersolidaritas untuk perjuangan hak-hak perempuan di Indonesia," kata Risma Umar.

Sementara, Ketua Panitia Pelaksana Kongres VIII, Solidaritas Perempuan, Wa Ode Surti Ningsi, menjelaskan Kendari menjadi tuan rumah tidak lepas dari fakta bahwa gerakan perempuan di Kendari selama ini telah menjadi bagian penting dari gerakan sosial dalam mewujudkan keadilan dan kesejahteraan sosial bagi rakyat.

"Gerakan Solidaritas Perempuan Kendari bersama perempuan buruh migran di Konawe Selatan, perempuan buruh sawit di Konawe maupun perempuan nelayan di pesisir Teluk Kendari harus terus digaungkan. Rembug nasional ini akan menjadi ruang penting bagi kami untuk terus mendesak perubahan dan keadilan bagi perempuan," katanya.*

Baca juga: Solidaritas Perempuan Palembang siapkan pameran hasil bumi

Pewarta: Muhammad Harianto
Editor: Erafzon Saptiyulda AS
Copyright © ANTARA 2019