Jakarta (ANTARA) - Pelatihan Bahasa Inggris bagi 18 petugas tanggap bencana se-ASEAN yang diadakan pemerintah Indonesia bekerja sama dengan Kedutaan Besar Amerika Serikat difokuskan pada manajemen bencana.

"Para instruktur yang bekerja memiliki kemahiran berbahasa yang sangat luas, namun mereka mencoba berkomunikasi dalam konteks manajemen bencana," kata Director of Executive and Custom Language Program, Middlebury Institute of International Studies at Moneterey (MIIS), Alicia Brent Nurse di Jakarta, Jumat.

Ia menjelaskan dalam pelatihan Bahasa Inggris bagi petugas tanggap bencana tersebut, terdapat pula lingkungan komunikasi dan konteks seperti bekerja dengan sistem kesatuan nasional secara sederhana.

Kemudian, para petugas tanggap bencana yang dilatih juga menerapkan kerangka sistem terjadinya bencana dan masing-masing dari mereka mengambil peran yang berbeda di dalam kelas.

Hal itu, jelas dia, bertujuan untuk membuat semua orang berpartisipasi dan benar-benar menyumbangkan pengetahuan yang mereka miliki.

"Walaupun kompetensi Bahasa Inggris mereka masih rendah, tapi kami terus mendorong agar mereka mengekspos hal-hal yang mereka ketahui sebanyak mungkin," kata dia.

Selain itu, para petugas bencana juga didorong untuk berkolaborasi dan bertukar pikiran terkait manajemen bencana tersebut dengan orang lain di bidangnya.

Dalam hal ini, ia mengatakan bahwa para petugas tanggap bencana se-ASEAN itu akan belajar dari satu sama lain.

"Bagi saya pribadi, melakukan hal ini sangat menantang, namun ini akan memperkaya pengetahuan dan kedekatan pada lingkungan," ujar dia.

Sementara itu, Director of Regional English Language Office (RELO), US Embassy, Jakarta, Dr Bradley Horn mengatakan kolaborasi antaranggota atau petugas tanggap bencana se-ASEAN, harus memiliki kemampuan Bahasa Inggris dalam menanggapi hal.

Hal tersebut lah yang menjadi latar belakang diadakannya kursus Bahasa Inggris yakni agar antarpetugas tanggap bencana dapat berkomunikasi dengan baik.

 Baca juga: Indonesia-AS latih Bahasa Inggris petugas tanggap bencana se-ASEAN
 

Pewarta: Muhammad Zulfikar
Editor: Zita Meirina
Copyright © ANTARA 2019