Ternate (ANTARA) - Ratusan pengungsi gempa berkekuatan 7.2 Skala Richter (SR) di 62 km Timur Laut Labuha, Halmahera Selatan (Halsel), Maluku Utara (Malut) mengeluhkan kurangnya stok makanan dan minuman, terutama di kawasan Kepulauan Joronga.

Ketua Posko Pengungsi Desa Yomen, Usman K Niat di lokasi pengungsian, Rabu, membenarkan, pascagempa ratusan warga selama tiga hari mengandalkan makanan yang didapatkan dari kebun seperti ubi dan pisang.

"Selama tiga hari, para pengungsi belum mendapatkan bantuan makanan, karena wilayah Desa Yomen terdampak gempa 7,2 SR paling terjauh dari daerah lainnya, bahkan tidak ada akses komunikasi maupun transportasi yang menghubungkan ke desa itu," kata Usman.

Sesuai data yang tercatat di aparat pemerintah desa setempat, untuk Desa Yomen sekitar 750 jiwa saat gempa lalu satu orang warganya bernama Sagaf Girato (62 tahun) meninggal, 160 unit rumah rusak berat, lima orang warganya mengalami patah tulang akibat tertimpa reruntuhan bangunan, 3 anak mengalami luka dan 9 orang dewasa mengalami luka ringan.

Baca juga: 5 desa di Halmahera Selatan terdampak gempa 7,2 SR

Kendati demikian, dirinya mengakui hingga Selasa Siang bantuan dari tim aksi cepat tanggap darurat bencana PT Pertamina MOR VIII Papua,Maluku, Malut telah masuk ke posko pengungsian untuk kebutuhan untuk beberapa hari ke depan dan bantuan dari anggota DPRD Halsel dapil Gane Barat-Timur.

Menurut dia, upaya Pertamina untuk menyediakan dapur umum sangat diapresiasi, karena bisa menyediakan makanan maupun minuman kepada ratusan warga di lokasi pengungsian

Dirinya menambahkan, saat ini, mereka sangat membutuhkan bantuan seperti terpal, tikar, makanan/minuman, obat-obatan, MCK darurat dan air bersih.

Sedangkan, korban lainnya, Saima (55 tahun) warga Yomen mengakui pasrah dengan kondisi yang mereka alami, bahkan dirinya merasa terbantu dengan kehadiran PT Pertamina bersama tim Medis dari Dinas Kesehatan Pemkab Halmahera Selatan yang turut serta menangani para korban yang terkena dampak gempa di setiap daerah dikunjungi tim Pertamina.

Sementara itu, Kepala Desa Wayatim, Sainuddin Hi Adam mengakui, warganya yang mengungsi baru mendapatkan jatah bantuan dari tim Pertamina yang langsung membawa ke lokasi pengungsian di kawasan pegunungan desa tersebut.

Sebelumnya, Halsel Jalil Efendi membenarkan, hingga saat ini, Selasa (16/7) siang kemarin belum ada bantuan Pemda yang masuk ke daerah-daerah korban gempa di Gane luar dan Kepulauan Joronga.

Dia mengatakan, bantuan Pemda yang disalurkan tim penanggulangan Bencana pada Senin kemarin masih lokasi di Kecamatan Gane Barat dan Kecamatan Gane Barat selatan dan wilayah yang bisa dijangkau.

Pemkab Halsel mendistribusikan bantuan logistik kepada masyarakat pesisir Gane Barat dan Gane Timur menggunakan Kapal KM Uky Raya bermuatan 300 Ton. Bupati Bahrain mengawal langsung bantuan logistik tersebut hingga larut malam.

Kapal yang bermuatan 300 ton saat ini mengangkut kebutuhan pokok warga yang berada di tempat pengungsian dengan estimasi 25 ton Beras, 2500 mi instan, 2000 dos air mineral dan 100 dus biskuit dan 1000 tikar dan selimut. Selain itu, puluhan personel TNI-Polri serta Satpol-PP juga turut terlibat dalam pengawalan pendistribusian logistik tersebut.

Baca juga: Gempa 7,2 SR di Halmahera terasa hingga Sorong dan Raja Ampat
Baca juga: BMKG: Sesar Sorong-Bacan pemicu gempa tektonik Labuha 7,2 SR

 

Pewarta: Abdul Fatah
Editor: Triono Subagyo
Copyright © ANTARA 2019