Tanjungpinang (ANTARA) - Sekitar 100 anggota Kepolisian Kota Tanjungpinang, Kepulauan Riau mempelajari sekaligus mempraktekkan pengelolaan sampah plastik menjadi produk yang memiliki nilai.

Mereka dilatih GEA Trainer Ecobrick Tanjungpinang Hidra Atmaja dan Suryadi dalam acara Workshop Ecobricker Edukasi Kelola Plastik Bekas Sekali Pakai bertempat di Rupatama Polres Tanjungpinang, Selasa.

Kegiatan yang didukung Bank Mandiri, Bank BNI, Bank BCA serta Bank Sampah Tanjungpinang itu juga melibatkan pengurus Melayu Raya Tanjungpinang.

"Pengelolaan sampah di negeri ini merupakan permasalahan klasik, sepele namun belum juga teratasi sepenuhnya. Untuk itu mari kita menggali ilmu pengetahuan bermanfaat ini serta menularkannya kepada masyarakat Kota Tanjungpinang," kata Kapolres Tanjungpinang AKBP Ucok Lasdin Silalahi saat membuka pelatihan tersebut.

Ecobrick merupakan metode untuk meminimalisir sampah dengan media botol plastik yang diisi penuh dengan sampah anorganik hingga benar-benar keras dan padat.

Tujuan dari ecobrick sendiri adalah untuk mengurangi sampah plastik, serta mendaur ulangnya dengan media botol plastik untuk dijadikan sesuatu yang berguna. Contoh pemanfaatannya, pembuatan meja, kursi, tembok, maupun barang kesenian lainnya yang bahkan memiliki nilai jual.

Pelatihan pengelolaan sampah plastik satu kali pakai ini diyakini dapat mengurai permasalahan penumpukan sampah di berbagai lokasi di Tanjungpinang. Pemanfaatan sampah plastik itu pula dapat memberi kontribusi kepada keluarga.

Ia berharap dengan kegiatan ini menjadi langkah nyata bagi Polres Tanjungpinang dalam mewujudkan Kota Tanjungpinang yang bersih, aman dan nyaman.

"Kami juga berharap problem sampah dapat kita selesaikan," ujarnya.

Hidra Atmaja memberi apresiasi kepada Polres Tanjungpinang atas terselenggaranya pelatihan tersebut. Pelatihan ini sebagai bentuk nyata Polres Tanjungpinang yang telah melakukan banyak kegiatan dalam rangka menjaga kebersihan lingkungan.

Pihak kepolisian menjadi bagian penting dalam menyelesaikan permasalahan sampah nonorganik di Tanjungpinang. Sikap terpuji ini diharapkan dapat menular ke seluruh elemen masyarakat.

"Pengelolaan plastik bekas penting dilakukan untuk menyelesaikan permasalahan sampah nonorganik di perkotaan hingga di sudut kota," katanya.

Baca juga: Gerakan diet plastik dorong korporasi berinovasi untuk kurangi sampah

Baca juga: KLHK targetkan pengelolaan sampah 100 persen pada 2025

Pewarta: Nikolas Panama
Editor: Zita Meirina
Copyright © ANTARA 2019