Jakarta (ANTARA) - Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Siti Nurbaya mengatakan bahwa kualitas udara Jakarta masih relatif baik dan sehat.

"Berdasarkan hasil pemantauan udara kota Jakarta, maka kualitas udara Jakarta masih relatif baik dan sehat," katanya saat membuka acara Pekan Lingkungan Hidup dan Kehutanan 2019 yang digelar di Jakarta Convention Center (JCC), Jakarta, Kamis.

Baca juga: Menteri LHK beberkan upaya keras pemerintah atasi pencemaran udara

Menteri Siti Nurbaya mengatakan standar kategori relatif baik dan sehat itu jika dibandingkan dengan baku mutu udara ambien nasional, yaitu 65 ug/Nm3.

Sementara jika dibandingkan dengan standar World Health Organisation (WHO) pada angka 25 ug/Nm3, maka kualitas udara Jakarta masuk kategori sedang.

Menteri mengatakan bahwa jika menggunakan data gabungan Air Quality Monitoring System (AQMS) KLHK dan pemerintah DKI Jakarta, maka kualitas udara Jakarta berada pada konsentrasi 39 ug/Nm3 atau pada kategori tidak sehat untuk kelompok sensitif seperti bayi dan manula.

Sementara itu, jika datanya dirunut dari 2015-2016, yang pada saat itu menggunakan hasil pengukuran manual melalui evaluasi kualitas udara perkotaan, maka secara keseluruhan kualitas udara kota Jakarta masih relatif baik atau sehat karena masih di bawah ambang batas baku mutu udara ambien.

Tetapi jika dilihat per parameter dan per wilayah administratif, maka udara Kota Jakarta tidak dapat dikatakan semakin baik atau semakin menurun, tetapi relatif konstan.

Demikian juga jika menggunakan Air Visual tahun 2017 yang dikelola oleh LSM yang berkedudukan di Beijing, China, maka kualitas udara Kota Jakarta berdasarkan rata-rata tahunan PM 2,5 berada pada urutan ke-160, yaitu pada angka 29,7 ug/Nm3 atau pada kategori sedang, kata Menteri.

Baca juga: Transportasi publik bagian dari solusi masalah polusi udara Jakarta
Baca juga: Greenpeace: Jakarta kekurangan stasiun pantau kualitas udara

Pewarta: Katriana
Editor: Triono Subagyo
Copyright © ANTARA 2019