Garut (ANTARA) - Komplotan copet berkeliaran saat konser grup band ternama Slank yang tampil di lapangan Markas Komando Resor Militer 062/Tarumanagara, Kabupaten Garut, Jawa Barat, Minggu (30/6) malam, menyebabkan puluhan penonton laporan ke polisi karena kehilangan barang berharganya seperti telepon genggam.

Kepala Unit Reskrim Polsek Garut Kota, Ipda Amirudin Latif membenarkan adanya puluhan penonton yang menjadi korban pencopetan, selain itu telah mengamankan sejumlah terduga copet yang beraksi saat konser Slank.

Baca juga: Kaka Slank tunggu janji pemimpin terpilih soal lingkungan

"Jumlahnya (korban copet) puluhan, ini masih kita terima laporannya," kata Amirudin.

Ia mengatakan, orang yang diamankan karena dicurigai copet sebanyak lima orang, ada yang ditangkap oleh warga, ada juga oleh kepolisian berdasarkan laporan korban.

Lima pencopet itu, kata dia, dibawa ke Polsek Garut Kota untuk menjalani pemeriksaan dan mengakui perbuatannya itu dilakukan secara berkelompok dengan tugasnya yang berbeda-beda.

"Awalnya tidak mengaku, kita lakukan pendekatan yang akhirnya mengaku, ada yang bertugas pura-pura mendorong, mengambil handphone, hingga mengumpulkan hasilnya," kata Amirudin.

Ia menambahkan, saat ini jajaran Polsek Garut Kota memeriksa saksi dan korban copet untuk selanjutnya mencari pelaku copet lainnya di wilayah Garut.

Polisi dalam menangani kasus pencopetan di tempat konser Slank itu berhasil mengamankan barang bukti berupa telepon seluler dan sepeda motor pelaku.

"Kami juga dari Polsek Garut Kota berkoordinasi dengan Polres Garut untuk mendalami kasus ini," katanya.

Sementara itu, grup musik Slank tampil membawakan beberapa lagu hits di era 1990an seperti "Aku Gila", "Mawar Merah", "Terlalu Manis", "Tong Kosong", "Kamu Harus Pulang" dan banyak lagi lagu baru dilantunkan oleh sang vokalis Kaka.

Baca juga: Kaka Slank rayakan Hari Laut di Kota Bitung

Konser Slank tersebut mendapatkan pengamanan dari kepolisian, TNI dan juga keamanan internal penyelenggara konser.

Pewarta: Feri Purnama
Editor: Yuniardi Ferdinand
Copyright © ANTARA 2019