Surfaktan merupakan suatu zat yang memiliki gugus hidropilik dan gugus hidrofobik sehingga dapat menyatukan air dan minyak
Medan (ANTARA) - Penelitian mahasiswa kimia Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan (FMIPA) Universitas Negeri Medan mencoba untuk mengubah minyak bekas/jelantah menjadi "surfaktan" yakni zat penyatu air dan minyak.

"Surfaktan merupakan suatu zat yang memiliki gugus hidropilik dan gugus hidrofobik sehingga dapat menyatukan air dan minyak," kata Ketua Program Kreativitas Mahasiswa dengan bidang kegiatan Penelitian Eksakta (PKM-PE) Universitas Negeri Medan (Unimed) Ahmad Ramadhan, di Medan, Sabtu.

Menurut dia, salah satu penyusun kimia minyak bekas ialah gliserol, zat ini yang nantinya dengan serangkaian proses kimia dapat dijadikan surfaktan.

"Produk surfaktan yang telah kami hasilkan di antaranya ialah Gliserol Stearat, Gliserol Palmitat dan Gliserol Oleat," ujar Ramadhan.

Ia menyebutkan, surfaktan sendiri memiliki manfaat yang sangat besar. Sifatnya yang dapat menyatukan air dan minyak banyak digunakan pada industri kosmetik, makanan, obat-obatan dan tekstil.

Menurut dia, warga dalam kesehariannya tidak terlepas dari penggunaan minyak goreng, di mana manfaatnya dalam dunia kuliner dapat membuat masakan menjadi lebih nikmat dan bergizi.

"Nanmn penggunaanya yang berulang-ulang akan mengakibatkan rusaknya minyak sehingga dapat menimbulkan masalah kesehatan dan minyak bekas/jelantah tersebut akkhirnya menjadi limbah," katanya.

PKM-PE Unimed tersebut diketuai oleh Ahmad Ramadhan dan beranggotakan Dian Wardana dan Dinda Prihatini Amne.

Dalam penelitian itu, mereke dibimbing dosen pembimbing Eddyanto, Ph.D.


Baca juga: Mahasiswa Unimed ciptakan tanaman andaliman menjadi parfum

Baca juga: Mahasiswa Unimed raih medali emas di Kuala Lumpur

Baca juga: Mahasiswa Unimed mengajak petani Deli Serdang gunakan "Terra Preta"

Pewarta: Munawar Mandailing
Editor: Andi Jauhary
Copyright © ANTARA 2019