Kegiatan akbar tahunan ini juga dapat mendorong perkembangan pelaku industri menengah kecil, melahirkan inovasi baru serta menciptakan lapangan kerja.
Jakarta (ANTARA) - Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution mengatakan penyelenggaraan Pekan Raya Jakarta Kemayoran 2019 atau Jakarta Fair dapat menggerakkan kegiatan ekonomi dan menciptakan pemerataan.

"Penyelenggaraannya dapat jadi momentum pertumbuhan dan pemerataan ekonomi dengan penciptaan masyarakat yang semakin mandiri," kata Darmin saat memberikan sambutan dalam acara pembukaan Jakarta Fair di Jakarta, Rabu (29/5) malam.

Darmin mengatakan kegiatan akbar tahunan ini juga dapat mendorong perkembangan pelaku industri menengah kecil, melahirkan inovasi baru serta menciptakan lapangan kerja.

"Kita juga perlu membangun mental dan pola pikir masyarakat agar lebih memiliki jiwa wirausaha dan mengembangkan Usaha Kecil dan Menengah (UKM)," katanya.

Selama ini, tambah dia, UKM telah menjadi tulang punggung perekonomian dan terbukti tahan banting pada saat terjadi krisis ekonomi.

Perkembangan ekonomi digital, khususnya yang melibatkan industri e-commerce, juga mayoritas pelakunya berasal dari kalangan UKM.

Saat ini industri berbasis jaringan tersebut telah mendukung pertumbuhan nilai penjualan bisnis online di tanah air, meningkat 40 persen per tahun.

Meski demikian, peran kegiatan offline seperti Jakarta Fair masih sangat besar sebagai ajang promosi barang dan jasa yang bisa mendatangkan keuntungan dalam waktu singkat.

"Event ini tetap dapat menjadi ajang yang sangat membantu promosi bisnis dan investasi yang mampu mendatangkan profit bagi vendor dalam negeri, industri kreatif, maupun UKM," kata Darmin.

Untuk itu, Darmin berpesan kepada para pengunjung Jakarta Fair untuk berbelanja dan bersenang-senang dalam pesta rakyat tahunan ini agar roda perekonomian tetap bergerak.

Dalam kesempatan yang sama, Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan mengucap syukur Jakarta Fair tetap terlaksana meski sempat terjadi kericuhan pada 21-22 Mei 2019.

Ia pun mengharapkan penyelenggaraan acara yang berlangsung pada 22 Mei-30 Juni 2019 ini dapat memberikan pesan positif kepada masyarakat.

"Kami ingin mengajak masyarakat Jabodetabek untuk memanfaatkan kegiatan perekonomian, kemudian mempromosikan dan saling belajar dari inovasi atau terobosan yang ada," katanya.

Sebelumnya, Jakarta Fair pada 2018 mampu menarik 6,7 juta pengunjung dengan total transaksi mencapai angka mencapai Rp7,3 triliun.

Untuk tahun 2019, panitia penyelenggara menargetkan peningkatan jumlah pengunjung hingga mencapai 6,8 juta orang, karena adanya libur lebaran dan sekolah.

Kegiatan Jakarta Fair ini merupakan bagian dari peringatan Hari Ulang Tahun Provinsi DKI Jakarta ke-492 dan Hari Ulang Tahun Proklamasi Kemerdekaan Indonesia ke-74.

Tema yang diangkat dalam Jakarta Fair 2019 adalah "Jakarta Fair Indonesia Bersatu" yang sangat relevan dengan tantangan kebangsaan saat ini.

Sedangkan sub tema yang dipilih menjadi pengingat bahwa kita mempunyai keberagaman dan perbedaan yang merekatkan ke-Indonesia-an yaitu "Indonesia Berada di Rangkaian Bhinneka Tunggal Ika."

Sebagai informasi, Jakarta Fair pertama kali dicetuskan oleh Ketua KADIN pada 1968 Syamsyudin Mangan dan dilanjutkan hingga saat ini mencapai penyelenggaraan yang ke-52.

Kegiatan ini menjadi sarana pameran dan hiburan terbesar serta terlama selama 40 hari, dan terlengkap di kawasan Asia Tenggara.

Event tahunan ini awalnya diselenggarakan di kawasan Monas, yang kemudian berpindah ke Kemayoran pada 1992, seiring dengan peningkatan jumlah pengunjung.
 

Pewarta: Satyagraha
Editor: Ridwan Chaidir
Copyright © ANTARA 2019