investor baik asing maupun domestik melihat valuasi indeks dalam negeri masih sangat menarik baik jangka menengah maupun panjang. Kendati demikian, investor masih belum sepenuhnya yakin hingga nanti penetapan secara resmi presiden dan wakil presiden
Jakarta (ANTARA) - Kepala Riset Bahana Sekuritas Lucky Ariesandi menilai bahwa meski dalam beberapa hari terakhir ada aksi demonstrasi, yang bahkan sempat ricuh dan menelan korban jiwa, prospek pasar saham domestik masih menjanjikan.

"Prospek pasar saham Indonesia masih cukup menjanjikan sepanjang tahun ini, meski selama kuartal pertama dan dalam beberapa hari terakhir mengalami tekanan akibat aksi demo yang memprotes hasil pilpres. Namun koreksi ini diperkirakan hanya sementara," ujar Lucky saat diskusi dengan awak media di Jakarta, Kamis.

Menurut Lucky, investor baik asing maupun domestik melihat valuasi indeks dalam negeri masih sangat menarik baik jangka menengah maupun panjang. Kendati demikian, investor masih belum sepenuhnya yakin hingga nanti penetapan secara resmi presiden dan wakil presiden yang baru sehingga indeks masih berpotensi terkoreksi.

"Jadi memang potensi koreksi masih ada. Tapi kalau dilihat dari 'earning growth' yang masih bagus, indeks harusnya sih sampai akhir tahun trennya positif," kata Lucky.

Ia memperkirakan, indeks sampai akhir tahun akan berada di kisaran 6.600-6.800, yang masih akan dipengaruhi oleh kondisi perekonomian global dan domestik.

Perkiraan ini sejalan dengan proyeksi Bahana atas pendapatan korporasi yang diperkirakan akan tumbuh sekitar 13 persen pada tahun ini.

"Pendapatan korporasi bisa saja terkoreksi ke kisaran 10-11 persen pada tahun ini, bila perang dagang yang berlanjut mempengaruhi kinerja perusahaan di sektor komoditas dan tekstil," ujar Lucky.
Baca juga: APEI nilai aksi 22 Mei tidak pengaruhi investor pasar modal
Baca juga: IHSG kembali tembus 6.000 karena kondusifnya Jakarta

 

Pewarta: Citro Atmoko
Editor: Nusarina Yuliastuti
Copyright © ANTARA 2019