New Delhi (ANTARA) - India memulai penghitungan ratusan juta suara dari pemungutan suara dalam pemilihan umumnya pada Kamis, dan koalisi yang dipimpin partai Perdana Menteri Narendra Modi sudah bersiap membentuk pemerintah mendatang.

Aliansi Demokratik Nasional (NDA), yang dipimpin oleh kubu nasionalis Hindu Partai Bharatiya Janata (BJP) --pimpinan Modi, diperkirakan akan melampaui 272 kursi yang diperlukan untuk memimpin mayoritas di Majelis Rendah Parlemen, demikian perkiraan enam dari tujuh jajak pendapat pada Ahad.

Perkiraan margin kemenangan tersebut lebih besar daripada survei yang dilakukan selama proses pemungutan suara, ketika kebanyakan jajak pendapat memperlihatkan NDA akan menjadi aliansi terbesar tapi takkan mencapai mayoritas mutlak.

Penghitungan lebih dari 600 juta suara dimulai pada pukul 08.00 waktu setempat (09.30 WIB) dan kecenderungan diperkirakan diketahui pada siang hari, kata Reuters --yang dipantau Antara di Jakarta, Kamis malam. Hasil akhir diperkirakan diperoleh pada Kamis malam.

Modi menghadapi tekanan ketika ia memulai kampanye, dan kehilangan tiga negara bagian pada Desember, di tengah kemarahan yang meningkat mengenai angka pengangguran dan harga produksi pertanian.

Namun, kampanye bergeser ke arah hubungan India dengan pesaingnya yang bersenjata nuklir, Pakistan, setelah satu bom mobil bunuh diri menewaskan 40 polisi India di wilayah sengketa Kashmir pada Februari, peristiwa yang menguntungkan kubu sayap-kanan BJP, kata banyak pengulas.

"Keamanan nasional menjadi pembahasan," kata Harsh Pant, pengulas politik di kelompok pemikir Yayasan Penelitian Observer di Ibu Kota India, New Delhi. "Itu memungkinkan BJP menghindari masalah tempat partai itu lemah."

BJP juga telah menampilkan kekuatan bintangnya, Modi, juru kampanye yang hebat, serta keungulan sumber keuangan.

BJP mengalahkan pengeluaran partai oposisi utama Partai Kongres sebesar enam kali dalam iklan di Facebook dan Google, demikian data resmi, dan sebanyak 20 kali secara keseluruhan, kata beberapa sumber kepada Reuters pada awal Mei.

"Pemilihan umum yang makin lama tentu saja membantu Modi: ia menyukai kontak dengan orang," kata Pant. "Mesin pemilihan BJP juga jauh lebih efektif di lapangan."

Persiapan Kemenangan

NDA mengadakan pertemuan pada Selasa untuk membahas agenda kebijakannya untuk masa jabatan kedua. Dalam pertemuan itu, Modi diberi bunga oleh anggota aliansi. ND telah berjanji akan melipat-gandakan penghasilan petani dan mendorong pengeluaran prasarana selama lima tahun ke depan.

Beberapa pemimpin oposisi yang berusaha mendongkel Modi telah mendesak pemilih agar menunggu hasil akhir penghitungan suara, dan menyebu jajak pendapat di luar proses resmi adalah "gosip".

"Jangan turun moral oleh jajak pendapat palsu yang dilakukan di lapangan," kata Presiden Kongres Rahul Gandhi di dalam pesan kepada pekerja partai yang diposting di media sosial pada Rabu.

Aliansi oposisi juga telah memprotes ke Komisi Pemilihan Umum India sehubungan dengan mesin penghitungan suara elektronik (EVM) yang digunakan untuk menghitung kertas suara, yang mereka duga dapat dikutak-katik, dan meminta penundaan penghitungan sementara kertas suara dikumpulkan melalui jalur audit pendukung.

Namun Komisi Pemilihan Umum menolak tuntutan oposisi pada Rabu.

Sebanyak 500 orang bertopeng yang membawa senjata api dan parang menyerang satu tim pemungutan suara dan secara paksa membawa pergi EVM di daerah terpencil di Negara Bagian Arunachal Pradesh di bagian timur-laut India, demikian laporan Reuters pada Rabu, walaupun pemungutan suara secara umum dipandang oleh pengamat internasional sebagai bebas dan adil.

Pasar saham India pada Senin menyiarkan perolehan terbesar sejak September 2013 dan bisa meningkat pada Kamis jika kecenderungan dikonfirmasi, kata jajak pendapat Reuters.

Sumber: Reuters
Baca juga: Rakyat India beri suara dalam fase terakhir dari Pemilu tujuh putaran
Baca juga: PM India berharap Indonesia sukses di bawah kepemimpinan Jokowi
Baca juga: Modi: partai berkuasa India miliki kekuatan pada Pemilu
​​​​​​​
Baca juga: Partai Kongres Unggul Dalam Penghitungan Suara Pemilu India

Penerjemah: Chaidar Abdullah
Editor: Maria D Andriana
Copyright © ANTARA 2019