Jakarta (ANTARA) - Ketua Komite Stabilitas Sistem Keuangan (KSSK) Sri Mulyani Indrawati mengatakan kondisi perekonomian tetap stabil dan tidak signifikan terdampak memanasnya tensi politik setelah diumumkannya hasil Pemilu Presiden dan Anggota Legislatif 2019.

Sri Mulyani di Jakarta, Kamis, mengatakan KSSK yang juga terdiri dari Bank Indonesia, Otoritas Jasa Keuangan dan Lembaga Penjamin Simpanan sangat menyayangkan kericuhan yang terjadi di depan Kantor Bawaslu, Jakarta, dan sejumlah wilayah di Indonesia, usai aksi demonstrasi terkait hasil Pemilu 2019.

"Kami memberikan kepercayaan sepenuhnya terhadap jajaran aparat keamanan dan kementerian di bawah Kemenko Polhukam untuk menyelesaikan persoalan ini," ujarnya.

Dari hasil rapat rutin seluruh anggota KSSK, Sri Mulyani meyakini kondisi ekonomi domestik masih stabil.

Hal tersebut terlihat dari sejumlah indikator, salah satunya investor dan dunia usaha yang masih terus percaya dengan kondisi perekonomian Indonesia. Menurut Menteri Keuangan itu, investor telah memperkirakan hasil Pemilu 2019, sehingga pengumuman dari Komisi Pemilihan Umum pada Selasa (21/5) tidak memberikan kejutan.

"Seluruh investor, pelaku ekonomi, sudah memahami pengumuman KPU dan pemenang melalui berbagai macam indikator. Sudah antisipasi, sehingga tidak ada 'element of surprise'," ujarnya.

Sri Mulyani mengatakan tekanan terhadap nilai tukar rupiah dan juga Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dalam sepekan terakhir lebih disebabkan faktor global. Meski dia tidak memungkiri faktor domestik akibat ricuhnya aksi demo juga turut memberikan sentimen kepada pelaku pasar.

"Ini lebih banyak 'di-trigger' (dipicu) dari faktor-faktor global terutama kebijakan dari pemerintah Amerika Serikat," ujar dia.

Gubernur BI Perry Warjiyo menambahkan aktivitas perbankan pada Rabu (22/5) kemarin berjalan normal, bahkan melebihi rata-rata transaksi di hari reguler. Untuk transfer dana melalui transaksi Sistem Kliring Nasional BI (SKNBI), volumenya mencapai 696.000 transaksi dengan nilai mencapai Rp14 triliun.

Sementara transfer melalui "Real Time Gross Settlement (RTGS)" pada Rabu kemarin, nilainya mencapai Rp577 triliun. Angka itu menunjukkan peningkatan sekitar 10 persen dibandingkan rata-rata nilai transaksi harian sebelumnya sebanyak Rp524 triliun.

"Jadi penyelenggaraan transaksi ekonomi untuk penyelesaian transaksi mengenai sistem pembayaran kliring di SKNBI maupun kliring besar (RTGS) itu berjalan normal," ujar dia.

Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Wimboh Santoso mengatakan memang beberapa kantor cabang bank di lokasi demonstrasi seperti di Jalan MH Thamrin dan Jalan Wahid Hasyim Jakarta Pusat tutup saat aksi demonstrasi. Namun hal itu tidak signifikan mengganggu aktivitas transaksi perbankan secara nasional.

"Sekarang ini kan zamannya transaksi elektronik. Jadi sekarang fisik kantornya tidak begitu penting. Kegiatan perbankan bisa dilakukan melalui layanan digital. Jadi tidak terlalu terpengaruh kemarin," ujar dia.

Baca juga: Pemerintah upayakan pemulihan investasi dan ekspor pada 2020
Baca juga: Menkeu pastikan penguatan alokasi anggaran 2020 bagi program prioritas

 

Pewarta: Indra Arief Pribadi
Editor: Faisal Yunianto
Copyright © ANTARA 2019