Kondisi ini berdampak terhadap peningkatan tinggi gelombang di hampir seluruh wilayah perairan laut NTT
Kupang (ANTARA) - Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) menyebutkan, perbedaan tekanan udara yang cukup siginifikan antara Australia dengan Samudera Hindia di Barat Sumatera, telah menjadi pemicu terjadinya angin kencang di wilayah Nusa Tenggara Timur (NTT).

"Berdasarkan pola streamline yang ada, angin kencang saat ini disebabkan oleh perbedaan tekanan udara yang cukup siginifikan antara Australia (mencapai 1029 mb), dengan Samudera Hindia Barat Sumatera (1006 mb), serta adanya pola siklonik di wilayah tersebut," kata Forecaster dari BMKG Stasiun El Tari Kupang, Helny Mega Milla di Kupang, Rabu.

Dia mengemukakan hal itu, berkaitan dengan faktor yang menjadi pemicu terjadinya angin kencang di wilayah  NTT  dalam beberapa hari terakhir ini.

Menurut dia, saat ini angin kencang berpotensi terjadi di seluruh wilayah provinsi berbasis kepulauan itu.

"Saat ini kecepatan angin 13 knots untuk Selasa, (21/5), tetapi kecepatan angin rata-rata yang tercatat di kantor mencapai 20 knots," katanya menjelaskan.

Kondisi ini menurut dia, telah berdampak terhadap peningkatan tinggi gelombang di hampir seluruh wilayah perairan laut NTT.

Gelombang setinggi 2-2,5 meter berpotensi terjadi di wilayah perairan laut utara Flores, Selat Sape, Selat Sumba, Laut Sawu, selat Wetar, perairan selatan Kupang-Pulau Rote, dan Laut Timor Selatan Nusa Tenggara Timur.

Serta gelombang setinggi 3.0 meter berpotensi terjadi di perairan laut selatan Pulau Sumba dan Samudera Hindia selatan NTT.

Kondisi ini diperkirakan masih akan berlangsung hingga tiga hari ke depan, kata Helny Milla menambahkan. * 


Baca juga: BMKG: wilayah perairan selatan Jateng-DIY memasuki musim angin timuran
Baca juga: Cuaca ekstrem dampak Siklon Lili diingatkan BMKG untuk diwaspadai
 

Pewarta: Bernadus Tokan
Editor: Dewanti Lestari
Copyright © ANTARA 2019