Ramallah, Palestina (ANTARA) - Kementerian Luar Negeri dan Ekspatriat Palestina, Ahad (21/4), mengatakan semua orang Palestina di Sri Lanka selamat setelah pada Ahad serangkaian ledakan bom mengguncang gereja dan hotel di Sri Lanka hingga menewaskan lebih dari 200 orang.

Kementerian tersebut menyatakan duta besar Palestina untuk Sri Lanka dan Kedutaan Besar Palestina mengikuti perkembangan situasi pelancong dan masyarakat Palestina di Sri Lanka, demikian laporan Kantor Berita Palestina, WAFA --yang dipantau Antara di Jakarta, Senin siang. Duta besar dan Kedutaan Besar Palestina juga mengadakan kontak dengan para warga Palestina untuk memeriksa keselamatan mereka serta berupaya mengetahui keberadaan mereka agar dapat memudahkan kontak.

Menurut harian yang dikelola pemerintah, Daily News, sebanyak delapan ledakan --enam di antaranya pada Ahad pagi dan sisanya pada siang hari-- dilaporkan terjadi di dalam dan luar Ibu Kota Sri Lanka, Kolombo.

Pada Ahad pagi, gereja di Kota Kochchikade, Negombo dan Batticaloa, serta Hotel Kingsbury, Cinnamon Grand dan Shangri La menjadi sasaran.

Setelah ledakan, personel pasukan polisi khusus dikerahkan di Bandar Udara Internasional Banadaranaike di Kolombo untuk mencegah kemungkinan serangan di sana.

Polisi Sri Lanka mengatakan satu van yang diduga digunakan untuk membawa tersangka dan peledak ke Kolombo ditemukan dan pengemudinya ditangkap di Kota Wellawatte di Sri Lanka Timur pada Ahad malam, demikian laporan harian lokal Daily Mirror.

Belakangan, ledakan ketujuh ditujukan ke satu hotel bintang-tiga di dekat kebun binatang di Dehiwala.

Ledakan kedelapan terjadi di satu rumah yang berada di pinggir Kota Kolombo, Dermatagoda, ketika petugas keamanan berusaha menyerbu satu rumah dalam menjalankan penyelidikan soal ledakan itu, kata media setempat.

Lembaga penyiaran lokal, Derana, dengan mengutip keterangan sumber polisi, menyatakan beberapa tersangka dibekuk setelah serangan bom itu.

Belum ada pihak yang mengaku bertanggung-jawab atas serangan tersebut.

Dari seluruh rakyat Sri Lanka, tujuh persen di antaranya adalah warga Kristen, yang jumlahnya diperkirakan sebanyak 1,5 juta orang dan kebanyakan merupakan penganut Katolik.

Baca juga: Korban tewas akibat bom Sri Lanka jadi 290 orang
Baca juga: MUI minta peledakan bom di Sri Lanka tidak dikaitkan dengan agama

Pewarta: Chaidar Abdullah
Editor: Tia Mutiasari
Copyright © ANTARA 2019