Pontianak (ANTARA) - Badan Restorasi Gambut (BRG) dan Kemitraan Partnership mendorong partisipasi masyarakat melalui Badan Usaha Milik Desa (BumDes) untuk memanfaatkan dan menggali potensi alam setempat dalam meningkatkan perekonomian masyarakat desa itu sendiri sekaligus mencegah terjadinya kebakaran lahan.

Salah satu yang mulai menunjukkan hasil dalam program kemitraan tersebut adalah BumDes Budi Daya, Desa Pemangkat Kecamatan Simpang Hilir Kabupaten Kayong Utara, Kalbar baik dari sisi penghasilan maupun kesempatan kerja bagi masyarakat desa, dalam usaha memproduksi buah kelapa menjadi minyak goreng dan sebagainya.

"Dulu untuk mata pencarian, kami hanya bersandar pada pengolahan pertanian dan perkebunan. Dan untuk pembukaan lahannya tidak jarang harus dengan membakar. Namun setelah mendapatkan soaialisasi tentang restorasi gambut, tidak ada lagi membuka lahan dengan membakar," kata Rahifin, Direktur BumDes Budi Daya Desa
Pemangkat Kecamatan Simpang Hilir Kabupaten Kayong Utara, Kalbar, saat dihubungi pada Sabtu.

Ia mengatakan, buah kelapa tidak hanya untuk minyak goreng saja, namun diolah menjadi Virgin Coconut Oil (VCO). VCO adalah minyak murni yang diekstrak dari daging kelapa segar.

"VCO itu bisa untuk memasak dan sebagai bahan kecantikan. Kemudian informasinya VCO itu juga bisa untuk obat penyembuh penyakit asma dengan cara diminum dengan takaran satu sendok di minum pagi dan sore," kata Rahifin.

Menurutnya, ini semua atas pendampingan dan dorongan dari BRG dan Kemitraan Partnership yang secara terus menerus hingga menimbulkan kesadaran masyarakat Desa Pemangkat dalam pemberdayaan perekonomian masyarakat, namun tetap menjaga kelestarian alam terutama pada lahan gambut.

"Berkat bantuan sedikit permodalan bahan baku, alat pengolahan, dan pembangunan gudang dari BRG dan Kemitraan Partnership, maka olahan kelapa kami saat ini baik itu minyak goreng maupun VCO yang kami beri nama kelapa hijau itu sudah banyak kami produksi dengan kemasan satu liter yang siap di pasarkan," katanya.

Ia menambahkan, dari usaha olehan kelapa itu, juga mampu membuat para petani kelapa tersenyum. Sebab harga jual daging kelapa yang biasa hanya Rp1.000 naik menjadi Rp2.000 per buah.

"Usaha lain yang juga sudah kami lakukan yaitu penyediaan jasa alat pesta dan produksi kopi yang kami beri nama Kopi Pangerang. Dan saya berharap agar program pendampingan BRG dan Kemitraan Partnership tetap berlanjut. Karena banyak lagi potensi alam yang kami miliki yang perlu dorongan, bimbingan dan edukasi melalui lembaga itu bersama Pemdes dan Pemkab Kayong Utara," tambahnya.

Baca juga: BRG kucurkan Rp1,3 miliar tanggulangi Karhutla di Riau

Baca juga: BRG sebut 15 titik panas Riau ada di lahan perusahaan sawit

Baca juga: BRG tambah 30 alat pemantau tinggi air gambut

Pewarta: Teguh Imam Wibowo/Slamet
Editor: Zita Meirina
Copyright © ANTARA 2019