Pangkal Pinang (ANTARA) - Warga Kecamatan Membalong di Kabupaten Belitung, yang dijuluki Negeri Laskar Pelangi setelah menjadi tempat pengambilan gambar untuk film Laskar Pelangi (2008), biasa bergotong royong dalam berbagai hajatan.

Mereka akan turun tangan membantu ketika ada warga yang meninggal dunia, membangun rumah, atau menggelar pesta pernikahan, sunatan, maupun akikah.

Kalau ada warga yang akan menggelar pesta pernikahan misalnya, warga kampung biasanya sudah berkumpul di rumah warga yang hendak mengadakan hajatan sejak sekitar sepekan sebelum acara untuk membantu persiapan.

Warga akan membantu mendirikan tenda, membangun pentas, memasang pelaminan, serta menyiapkan berbagai keperluan untuk pesta pernikahan.

Pada saat ada warga yang hendak membangun rumah pun, warga kampung biasanya menyumbangkan keahlian dan tenaga secara sukarela.

"Pemilik rumah hanya menyiapkan bahan bangunan, tak perlu memikirkan upah tukang," kata Faturahman, Kepala Dusun Rejo Mulyo, Desa Membalong, Kecamatan Membalong.

Menurut Faturahman, yang juga merupakan tokoh masyarakat setempat, kekompakan dan kebersamaan warga sudah terbangun sejak dulu dan sampai sekarang masih kuat.

Tradisi itu sudah mendarah daging bagi sebagian besar warga Membalong. Mereka akan merasa malu kalau tidak ikut bergotong royong atau berpartisipasi dalam kegiatan bersama, termasuk dalam pelaksanaan pemilu.

Ketika masa pemilu tiba, bagaikan menyambut sebuah pesta pernikahan warga akan membantu penyelenggara pemilihan umum menyiapkan berbagai keperluan untuk pemungutan suara, mulai dari saling mengingatkan untuk berpartisipasi sampai membangun dan menjaga Tempat Pemungutan Suara (TPS).

"Kekerabatan dan kekompakan membuat pemilu dan pilkada di Membalong ini selalu meriah Pak," kata Ketua Panitia Pemilihan Kecamatan (PPK) Membalong Ardiaz Junika Rafiyandi.

"Partisipasi pemilih di sini tinggi, karena pilkada atau pemilu dianggap seperti pesta di sini," ia menambahkan.

Tingginya partisipasi warga Membalong dalam pemilihan umum antara lain tampak dari pemilihan gubernur Bangka Belitung dan pemilihan bupati bupati Belitung.

Partisipasi warga Membalong dalam pemilihan gubernur Bangka Belitung tahun 2017 tercatat 82,3 persen, dan pada pemilihan bupati Belitung 2018 sampai 82,5 persen.

 
Relawan pemilu Kabupaten Belitung memasyarakatkan tata cara memilih kepada masyarakat di kawasan pantai setempat. (ANTARA/Irwan Arfa)


Melibatkan Semua

Meski kepedulian warga Membalong pada pelaksanaan pemilihan umum sudah tinggi, penyelenggara pemilu tetap terus melakukan sosialisasi dan mengingatkan mereka untuk mendatangi TPS dan menggunakan hak pilih pada pemilihan presiden/wakil presiden dan anggota legislatif pada 17 April 2019.

Dalam melakukan sosialisasi mengenai tahapan pemilu, PPK Membalong tidak hanya mengerahkan unsur penyelenggara, namun juga melibatkan aparat dusun dan tokoh masyarakat.

Sosialisasi juga tidak melulu melalui acara atau kegiatan resmi, melainkan dalam setiap kesempatan, termasuk di pesta pernikahan, warung kopi, bahkan ketika berpapasan di jalan.

"Semua cara dilakukan supaya masyarakat tahu bahwa mereka akan 'berpesta'," ujar Ardiaz.

Biasanya, sosialisasi dilakukan dengan "bahasa masyarakat" dengan selingan canda.

"Kadang-kadang kami bilang, kita mau memilih pemimpin nih, jangan sia-siakan. Kalau tidak memilih, jangan protes kalau pemimpin yang terpilih tidak sesuai harapan. Umumnya warga tertawa kalau dibilang begitu," kata Ardiaz.

Baca juga: Nelayan pilih tidak berlayar demi pesta demokrasi

Dukun kampung pun ambil bagian

Kemeriahan dan tingginya partisipasi pemilih dalam pesta demokrasi di Kabupaten Belitung, terutama di Kecamatan Membalong, tidak lepas dari upaya bersama pemerintah daerah, aparat pemerintah tingkat kecamatan hingga kampung, dan tokoh adat yang disebut "dukun kampung".

"Dukun kampung ini hampir ada di setiap dusun, peran serta mereka sangat besar," kata Anggota Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kabupaten Belitung Divisi Data dan Informasi Muhammad Fauzi.

Dengan menggunakan bahasa daerah dan bahasa pergaulan sehari-hari, para dukun kampung ikut mengajak warga menggunakan hak pilih dalam setiap pemilihan umum. Pengaruh dan wibawa dukun kampung dalam masyarakat membuat warga cenderung mengikuti anjuran mereka.

Fauzi menuturkan bahwa para dukun kampung biasanya mengingatkan warga untuk menggunakan hak pilih sebelum bepergian pada hari pemungutan suara.

"Ikak usah nak kemane-mane duluk sebelum datang ke TPS. Ikak pilih calon ikak duluk, mun la udah, tersere nak kemane jak, kuanglah (Kamu jangan pergi kemana-dulu sebelum datang ke TPS. Kami pilih calon kamu dulu, kalau sudah dipilih, terserah mau kemana, bolehlah (pergi)," demikian para dukun kampung biasa mengingatkan warga menurut Fauzi.

Dengan peran serta dan kekompakan semua unsur masyarakat dalam mendukung berbagai persiapannya, pemilihan umum tahun ini pastinya akan bisa semeriah sebelumnya di Membalong.
 
Relawan pemilu Kabupaten Belitung memasyarakatkan tata cara memilih kepada warga di warung kopi. (ANTARA/Irwan Arfa)

 

Editor: Maryati
Copyright © ANTARA 2019