Surabaya (ANTARA) - Gubernur Jawa Timur  Khofifah Indar Parawansa menyatakan kasus penganiayaan terhadap siswi SMP berinisial Ad di Pontianak, Kalimantan Barat, tak lepas dari tanggung jawab sekolah.

"Kejadian itu betul di luar sekolah, tapi nilai yang didapat juga tak lepas dengan yang ditanamkan di dalam ataupun luar sekolah," ujar Khofifah saat melakukan kegiatan Penguatan Kepala Sekolah (SMA/SMK dan SLB) se-Jatim di Islamic Center Surabaya, Kamis.

Khofifah yang juga mantan Menteri Pemberdayaan Perempuan di era Presiden Abdurahman Wahid itu berharap sekolah mampu menjadi fondasi pendidikan karakter anak, sebab kasus Ad bisa juga dianggap sebagai produk pendidikan.

"Kalau kasus itu (penganiayaan), jika dilihat dunia sebagai sesuatu, pastinya juga dilihat sebagai produk pendidikan," ucap gubernur perempuan pertama di Jatim tersebut.

Sebelumnya, Ad, siswi SMP adalah korban kekerasan dengan pengeroyokan oleh sejumlah siswi Sekolah Menengah Atas (SMA) di Pontianak, Kalbar.

Akibat pengeroyokan itu, korban mengalami trauma dan dirawat di rumah sakit, yang pemicunya diduga akibat masalah asmara dan saling komentar di media sosial.

Polresta Pontianak, Rabu malam (10/4) telah menetapkan tiga tersangka masing-masing berinisial FA atau Ll, TP atau Ar dan NN atau Ec (siswa SMA).

Penetapan tersebut dari hasil pemeriksaan dari ketiganya yang mengakui adanya penganiayaan, tetapi tidak melakukan pengeroyokan dan tidak merusak area sensitif seperti informasi yang beredar di media sosial.


Baca juga: Mendikbud: kasus penganiayaan tidak seperti viral di medsos
Baca juga: Menteri PPA : pelaku perundungan Ad tidak dapat dihukum mati
 

Pewarta: Fiqih Arfani/Willy Irawan
Editor: Dewanti Lestari
Copyright © ANTARA 2019