Jakarta (ANTARA) - Sekretaris Tim Kampanye Nasional (TKN) Hasto Kristiyanto menilai militansi yang dilakukan warga Tegal dan Brebes, Provinsi Jawa Tengah saat hujan deras menyambut calon presiden nomor urut 01 Joko Widodo menjadi bukti gagalnya penetrasi rival di provinsi itu.

"Masuk Jawa Tengah dan langsung menusuk basis pertahanan Jokowi di Solo Raya adalah kesalahan terbesar Prabowo-Sandi," jelas Hasto dalam siaran pers diterima Antara di Jakarta pada Jumat.

Menurut Hasto, arus bawah Jokowi-KH Ma'ruf Amin bergerak masif dan militan sesuai prinsip "becik ketitik olo ketoro, dan menang tanpa ngasorake".

Dalam momentum politik, militansi pendukung capres dan cawapres 01, Joko Widodo dan Ma'ruf Amin, dinilai Hasto mengejutkan Paslon 02.

Dukungan pendukung KH Ma'ruf Amin melalui MUI dan NU ternyata juga sangat signifikan, bersama PKB dan PPP.

Selain itu Survei internal TKN, jelas Hasto, menunjukkan daya penetrasi Jokowi-Ma'ruf di Jawa Barat dengan dukungan PDIP, Golkar, PKB, PPP, Nasdem, Hanura, PKPI,
PBB dan PSI bersama para tokoh dan relawan, mendapat hasil jauh lebih besar.

"Pada akhirnya, karakter pemimpinlah yang menyebabkan mengapa elektoral Pak Jokowi-KH Ma'ruf Amin terus meningkat. Terlebih setelah deklarasi Putih adalah Kita, cermin tidak hanya baju Pak Jokowi-KH Ma'ruf Amin yang berwarna putih, namun juga cermin bahwa politik itu diisi hal-hal baik. Semakin mereka (pendukung paslon 02) menebar hoax dan fitnah, semakin besar prosentase kemenangan Paslon 01," demikian Hasto.

Indonesia akan melaksanakan Pemilu 2019 yang terdiri dari Pemilihan Presiden dan Pemilihan Anggota Legislatif pada 17 April mendatang.

Terdapat dua pasang calon presiden dan wakil presiden dalam kontestasi demokrasi 2019 yakni Joko Widodo-Ma'ruf Amin dengan nomor urut 01, serta Prabowo Subianto-Sandiaga Uno dengan nomor urut 02.

Pewarta: Bayu Prasetyo
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2019