Ditetapkannya KLB demam berdarah ini dikarenakan masing-masing daerah itu yakni Desa Gandang, Desa Gandang Barat di Kecamatan Maliku dan Kelurahan Pulang Pisau Kecamatan Kahayan Hilir sudah ada penderita yang meninggal dunia
Pulang Pisau (ANTARA) - Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Pulang Pisau, Kalimantan Tengah, dr Muliyanto Budihardjo, M.Hlth.Sc mengatakan bahwa tiga wilayah terdiri atasi dua desa dan satu kelurahan yang statusnya ditetapkan kejadian luar biasa (KLB) epidemi demam berdarah.

"Ditetapkannya KLB demam berdarah ini dikarenakan masing-masing daerah itu yakni Desa Gandang, Desa Gandang Barat di Kecamatan Maliku dan Kelurahan Pulang Pisau Kecamatan Kahayan Hilir sudah ada penderita yang meninggal dunia," kata Muliyanto di Pulang Pisau, Jumat.

Menurut Muliyanto, usulan untuk ditetapkannya KLB ini berdasarkan usulan Dinas Kesehatan melalui Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) berdasarkan Surat Keputusan Bupati.

Penetapan status KLB epidemi demam berdarah dimulai 26 Maret- 1 April 2019. Namun, kata dia, status KLB ini hanya sebatas tingkat desa bukan pada tingkat kabupaten.

Dijelaskannya bahwa untuk penderita demam berdarah di Kecamatan Maliku satu orang meninggal di rumah dan satu orang meninggal saat tengah mendapat perawatan di RSUD Pulang Pisau. Sementara penderita yang di Kecamatan Kahayan Hilir meninggal saat di rujuk untuk mendapat pengobatan yang lebih baik di RS Palangka Raya.

"Untuk kasus demam berdarah pada Januari 2019 sebanyak 12 kasus, Februari sebanyak 10 dan bulan Maret ini baru mencapai 8 kasus hingga menyebabkan tiga orang meninggal," kata dia.

Terkait ganasnya serangan nyamuk di daerah KLB tersebut, terang Muliyanto, pihaknya bukan hanya gencar Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) tetapi penanganan lainnya adalah merencanakan fogging massal di ketiga daerah KLB tersebut.

Fogging massal, katanya, harus dilakukan untuk memberantas nyamuk dewasa.

Menurutnya, setiap puskesmas juga telah diminta untuk terus memperhatikan perkembangan dan penyebaran demam berdarah di daerah masing-masing dan berkoordinasi dengan Dinas Kesehatan setempat.

"Kami memperkirakan pada bulan April penyakit demam berdarah mudah-mudahan sudah berakhir, namun masyarakat tetap diminta waspada dan selalu menjaga kebersihan lingkungannya," demikian Muliyanto Budihardjo.


Baca juga: DBD berjangkit di Sampit akibat lingkungan kotor

Baca juga: DBD Renggut Lima Korban Jiwa di Kalteng


 

Pewarta: Kasriadi/Adi Waskito
Editor: Andi Jauhary
Copyright © ANTARA 2019