Peminatnya cukup banyak, mereka sudah didaftar sebagai pemilih sejak 2014. Ada pendaftaran di rumah sakit-rumah sakit, di panti panti dan bahkan dibangun TPS juga di rumah sakit dan panti sosial,
Jakarta (ANTARA) - Ketua Umum Perhimpunan Jiwa Sehat Indonesia (PJSI), Yeni Rosa Damayanti mengungkapkan banyak orang dengan gangguan jiwa (ODGJ) yang menggunakan hak pilihnya pada saat Pemilihan Umum (Pemilu)  2014.

"Peminatnya cukup banyak, mereka sudah didaftar sebagai pemilih sejak 2014. Ada pendaftaran di rumah sakit-rumah sakit, di panti panti dan bahkan dibangun TPS juga di rumah sakit dan panti sosial," katanya saat dihubungi di Jakarta, Rabu.

Dia mengemukakan pelaksanaan pemilu yang dilakukan oleh ODGJ pada 2014 berjalan lancar dan aman. "Tidak pernah ada laporan terjadinya kekerasan, terjadinya kekacauan, sama sekali nggak ada," ujar dia.

Ia menyebutkan seluruh penderita penyakit gangguan jiwa terdaftar sebagai pemilih, meskipun keputusan untuk menggunakan hak pilihnya atau tidak dikembalikan pada masing-masing individu.

Hanya saja, lanjut dia ODGJ yang sedang mengalami gangguan kejiwaan episodik atau kambuh sehingga kehilangan kesadaran secara penuh atau bahkan hingga mengamuk pada hari pencoblosan dengan sendirinya tidak akan menggunakan hak pilihnya pada saat pemilu.

Dia mencontohkan hal tersebut sama seperti seseorang yang memiliki penyakit fisik yang parah sehingga tidak bisa datang ke TPS karena keterbatasan penyakitnya.

"ODGJ kalau dalam kondisi kumat misalnya, dia nggak akan berminat untuk memilih. Dia tidak akan berpikir untuk ke TPS dan memilih, sementara kalau mereka yang berkeinginan memilih dalam pemilu itu sudah sebuah indikasi dia dalam kondisi yang baik," tambahnya.

Yeni yang memperjuangkan hak pilih ODGJ dalam pemilu sebagaimana kelompok tersebut memiliki hak yang sama rata sebagai warga negara Indonesia, mengatakan pelaksanaan pemilu yang dilakukan oleh ODGJ juga berlangsung independen tanpa ada manipulasi suara.

Hasil penjumlahan suara di TPS yang berada di panti maupun rumah sakit jiwa di beberapa wilayah di Indonesia menunjukkan keberagaman pemilih ODGJ dalam menentukan pilihan politik.

"Misalnya yang di RSJ Sanglah Bali itu Prabowo menang, di Lombok Prabowo menang, kalau yang di Jogja waktu itu Jokowi yang menang. Jadi beda-beda antara satu tempat dengan tempat lain," kata dia.

Pewarta: Aditya Ramadhan
Editor: Hendra Agusta
Copyright © ANTARA 2019