Yogyakarta (ANTARA) - Dinas Pekerjaan Umum Perumahan dan Kawasan Permukiman Kota Yogyakarta menyatakan pekerjaan perbaikan drainase di kawasan Kotagede untuk mengurangi titik genangan di kawasan tersebut akan dilakukan paling cepat pertengahan Mei.

“Ada beberapa titik genangan yang diharapkan bisa langsung tertangani setelah drainase di kawasan tersebut diperbaiki,” kata Kepala Dinas Pekerjaan Umum Perumahan dan Kawasan Permukiman (DPUPKP) Kota Yogyakarat Agus Tri Haryono di Yogyakarta, Rabu.

Beberapa titik genangan di kawasan Kotagede yang kerap muncul usai hujan lebat tersebut berada di Prenggan, Cokroyudan, Pasar Kotagede dan di Jalan Kemasan.

Untuk menangani genangan tersebut akan dilakukan perbaikan drainase di Jalan Mondorakan karena penyebab genangan adalah kapasitas drainase yang terbatas serta air hujan tidak seluruhnya mengalir ke Sungai Gajah Wong.

Oleh karena itu, lanjut Agus, drainase yang sebelumnya hanya memiliki penampang 80x80 cm akan diganti dengan drainase yang lebih besar dengan ukuran penampang 1,8x1,8 m sehingga mampu menampung debit air hingga dua kali lebih banyak. Air dari drainase akan dialirkan seluruhnya ke Sungai Gajah Wong.

“Jika sebelumnya ada kekhawatiran bahwa debit air di Sungai Gajah Wong akan mengalami peningkatan cukup banyak dan bisa mempengaruhi kekuatan talut, maka kami pastikan bahwa hal tersebut tidak benar,” katanya.

Berdasarkan penghitungan teknis yang dilakukan, peningkatan kapasitas drainase tidak akan mempengaruhi peningkatan aliran air ke Sungai Gajah Wong secara signifikan. “Penambahan debit hanya mencapai 3 meter kubik per detik."

Meskipun demikian, Agus mengatakan, DPUPKP akan melakukan penguatan talut di Sungai Gajah Wong yang berada di wilayah Kelurahan Prenggan.

“Perbaikan drainase di kawasan Kotagede ini juga ditujukan untuk mendukung penataan kawasan cagar budaya Kotagede yang rencananya dilakukan tahun depan. Kami persiapkan drainasenya agar tidak lagi muncul genangan,” katanya.

Dana yang dimanfaatkan untuk penanganan genangan di kawasan Kotagede tersebut berasal dari pusat dengan nilai sekitar Rp10 miliar. 

Baca juga: Drainase kawasan cagar budaya Malioboro direvitalisasi tahun depan

Baca juga: Wali Kota Yogyakarta soroti kesemrawutan Pasar Kotagede


Pewarta: Eka Arifa Rusqiyati
Editor: Zita Meirina
Copyright © ANTARA 2019