Muara Teweh (ANTARA) - Jajaran Kepolisian Resor Barito Utara, Kalimantan Tengah melakukan penyelidikan penemuan tengkorak manusia berjenis kelamin perempuan di Jalan Flores, RT 18, di sebuah lahan milik warga setempat, di belakang Penginapan Hikmah, Muara Teweh.

Sejumlah personel Satreskrim Polres Barito Utara kembali mendatangi lokasi yang telah dipasang garis kuning polisi tempat ditemukan kerangka manusia di belakang Penginapan Hikmah, di Muara Teweh, Minggu.

Anggota polisi kembali mencari barang bukti yang ada di tempat kejadian perkara (TKP) tidak jauh dari Sungai Butong (anak Sungai Barito) atau sekitar 50 meter di belakang penginapan, dengan menggali tanah menggunakan cangkul dan sekop.

Beberapa barang bukti berhasil diamankan polisi yang disimpan dalam tas plastik transparan.

Untuk melengkapi barang bukti yang sudah ada saat ditemukan kerangka manusia itu pada Sabtu (16/3) sekitar pukul 13.30 WIB, selain tengkorak kepala korban dan tulang belulang lainnya, di TKP ada baju kaos, jam tangan kulit, BH dan celana dalam.

"Sejumlah barang bukti kembali kami amankan berupa beberapa gigi korban, serpihan tulang dan helaian rambut panjang yang sebagian sudah menyatu dengan akar semak," kata KBO Satreskrim Polres Barito Utara Iptu Ardiyanto, di TKP usai memimpin penggalian kembali barang bukti korban.

Menurut Ardiyanto, saat ini pihaknya masih melakukan penyelidikan, sehingga belum bisa menyimpulkan apakah tengkorak wanita yang ditemukan dengan kondisi tertelungkup ini merupakan korban pembunuhan atau ada motif lain.

Meski kerangka korban sudah dilakukan visum oleh petugas medis di Rumah Sakit Umum Daerah Muara Teweh, namun hasilnya belum diketahui dan usia kerangka itu juga masih belum diketahui kapan peristiwa itu terjadi. "Saat ini kerangka korban masih disimpan di RSUD Muara Teweh," kata Ardiyanto.

Kerangka wanita yang tidak utuh itu ditemukan oleh pekerja penginapan di jalan yang lebih dikenal dengan nama Jalan MT pada Sabtu siang, ketika itu pemilik lahan Sofiansyah Nur yang juga pemilik penginapan itu menyuruh pekerjanya membersihkan lahan tersebut. Lahan itu sebelum dibersihkan sekitar 5 tahun lalu dengan kondisi semak belukar dan pepohonan besar.

Alwandi salah seorang warga setempat mengatakan sekitar bulan November sampai Desember 2018 lalu, beberapa warga yang rumahnya tidak jauh dari TKP pernah mencium bau busuk, namun tidak diketahui bau yang tidak sedap itu dari mana asalnya.

"Akhir tahun lalu warga mencium bauk busuk, namun tidak tahu benda yang mengeluarkan aroma menyengat itu, mungkin warga mengira paling tidak bau itu dari bangkai binatang. Bau itu hilang setelah daerah ini ada banjir akibat luapan Sungai Barito beberapa hari," katanya lagi.

Dia memperkirakan tengkorak wanita ini bukan dari warga setempat, karena di daerah tempat tinggalnya tidak ada warga yang kehilangan keluarganya.

"Warga di tempat kami tinggal tidak ada warga yang merasa kehilangan anggota kerabatnya," kata dia lagi.
 

Pewarta: Kasriadi
Editor: Budisantoso Budiman
Copyright © ANTARA 2019