Jakarta (ANTARA) - Kementerian Komunikasi dan Informatika mengidentifikasi 771 hoax pada periode Agustus 2018 hingga Februari 2019, paling banyak berkaitan dengan isu politik.

"Dari 771 total konten hoaks yang telah diverifikasi dan divalidasi oleh Tim AIS Kemkominfo, sebanyak 181 konten hoaks terkait isu politik, baik hoaks yang menyerang pasangan capres dan cawapres Nomor 01 dan No 02, maupun yang terkait partai politik peserta pemilu 2019," kata Plt. Kepala Biro Humas Kominfo Ferdinandus Setu, dalam keterangan resmi di Jakarta, Rabu.

Hoax terbanyak kedua berkaitan dengan masalah kesehatan, sebanyak 126 hoax, seementara hoax isu pemerintahan berada di angka 119.

Kominfo juga menemukan hoax berisi fitnah terhadap individu sebanyak 110, hoax kejahatan 59, hoax isu agama 50 dan hoax penipuan dan perdagangan 19.

Terdapat juga hoax isu internasional yaitu 21 dan hoax yang berkaitan dengan pendidikan 3 konten.

Kementerian mencatat temuan hoax selalu meningkat dari bulan ke bulan sejak Agustus 2018, yang hanya 25 konten. Angkanya meningkat menjadi 27 pada September dan 53 di bulan Oktober.

Jumlah hoax yang terjaring Kominfo melonjak signifikan pada Januari menjadi 175 konten dan naik lagi 353 konten pada Februari 2019.

Kominfo sejak Januari 2018 memiliki tim AIS untuk menjaring hoax dari seluruh konten yang beredar di dunia maya. Tim ini berjumlah 100 orang, didukung dengan mesin AIS yang dapat bekerja 24 jam.

Baca juga: Kominfo-XL Axiata resmikan Pojok Pintar Sisternet untuk perempuan

Baca juga: Kementerian Kominfo siapkan ribuan talenta digital 2019

Baca juga: Kominfo dorong RUU perlindungan data pribadi bisa diputuskan tahun ini

Pewarta: Natisha Andarningtyas
Editor: Monalisa
Copyright © ANTARA 2019