Berharap tarif LRT tidak lebih dari Rp10.000
Jakarta (ANTARA News) - Masyarakat berharap Lintas Rel Terpadu (LRT) dapat menjadi alat transportasi merakyat baik dalam hal keterjangkauan, kenyamanan, keamanan, maupun waktu tempuh.

"Yang jelas harganya harus terjangkau," kata R.A Barnabbas yang berprofesi sebagai pengajar di salah satu perguruan tinggi saat ditemui Antara, Jumat, menanggapi LRT rute Velodrome-Kelapa Gading.

Barnabbas menjelaskan kalau harganya ternyata lebih murah menggunakan ojek daring  maka saya tak memilih LRT untuk sampai ke Kelapa Gading.

"Idealnya tarif yang terjangkau sekitar Rp10.000," ujar dia.

Menurut dia dari segi kepraktisan memang lebih mudah menggunakan ojek daring mengingat tangga LRT cukup tinggi.

Dia berharap LRT dapat melewati  kawasan perumahan sehingga warga yang tinggal di perumahan memiliki akses yang mudah untuk berpergian.

"Kalau stasiunnya dekat bakal sering naik, tapi karena jauh bakal jarang dan kalau lebih murah ojek daring ya pakai yang ini saja", ujar Fadil seorang mahasiswa. 

Dia sedikit keberatan dengan harga tarif LRT yang kurang lebih sama dengan ojek daring berbasis aplikasi.

Dia menilai jika LRT ingin menjadi solusi kemacetan tarif harga harus lebih bersahabat sehingga akan mengurangi penggunaan kendaraan pribadi.

Fadil juga berharap LRT mampu menjadi solusi dari kemacetan dan banyak jalan di Jakarta yang mampu dijangkau dengan LRT. 

Sedangkan Krisdianto karyawan di salah satu kantor yang dekat dengan stasiun mengatakan, pembangunan LRT sendiri mengakibatkan kemacetan di sekitar Velodrome.

"Kawasan Velodrome akhir-akhir ini kerap macet akibat penyelesaian pembangunan proyek LRT," ujar dia. 

Dia berharap jalanan di sekitar diperluas sehingga tidak ada lagi kemacetan dan akses untuk ke usaha-usaha di sekitar stasiun menjadi mudah.

Baca juga: LRT Kelapa Gading-Velodrome beroperasi Maret
Baca juga: Sampai kapan LRT Palembang akan disubsidi

Pewarta: Alya Rahma Widyanti/Ganet
Editor: Edy Sujatmiko
Copyright © ANTARA 2019