Tijuana, Meksiko (ANTARA News) - Polisi federal mengambil langkah-langkah untuk menutup satu tempat penampungan migran di Kota Tijuana, Meksiko, pada Jumat (4/1), yang memicu protes oleh sejumlah dari puluhan orang yang berniat pergi ke Amerika Serikat dan sudah berada di sana setelah menempuh perjalanan dengan rombongan dari Amerika Tengah.

Kedatangan beberapa ribu migran dalam bulan-bulan belakangan ini, banyak yang melarikan diri menghindari kemiskinan dan kekerasan di Honduras, telah menantang presiden baru Meksiko untuk mewujudkan janji-janjinya melindungi para migran di Meksiko, sementara AS menghalangi mereka melintasi perbatasan.

Andres Manuel Lopez Obrador, yang memulai tugasnya sebagai presiden bulan lalu, masih harus membuat perincian mengenai bagaimana ia akan memperbaiki apa yang ia sudah lukiskan sebagai kondisi menyedihkan bagi orang-orang yang sudah menempuh ribuan kilometer melintasi ke Meksiko menuju perbatasan AS.

Para pejabat mengatakan pada pertengahan Desember bahwa, dari 6.000 migran yang tiba di Tijuana dalam rombongan, sekitar setengahnya berada di satu tempat penampungan di bekas tempat konser dan beberapa ratus orang terpencar di tempat-tempat penampungan di kota itu, seperti satu tempat yang sedang akan ditutup.

Sekitar 1.000 orang telah melintasi masuk ke AS, sementara 1.000 orang lagi kembali ke negara mereka masing-masing.

Para pejabat Tijuana menyebut masalah sanitasi sebagai alasan di balik penutupan tempat penampungan itu, gudang dua lantai di satu zona dekat perbatasan yang dikenal karena kejahatan dan prostitusi.

Tempat industri itu sudah terlalu padat, kekurangan cahaya dan kekurangan fasilitas yang layak bagi penyiapan makanan, kata Isain Venegas, seorang penyelia dalam sistem kesehatan masyarakat Meksiko. Ia menambahkan bahwa perawatan diberikan bagi mereka yang sakit biasa.

Beberapa pejabat mengatakan kepada para migran bahwa mereka dapat pindah ke tempat penampungan yang lebih besar, yang dikelola pemerintah federal, sekitar 11 km dari perbatasan.

Banyak migran memprotes, dengan menyatakan mereka tak mengharapkan tempat-tempat lain yang lebih baik. "Tak ada satu pun dari tempat-tempat di Tijuana memiliki kondisi bagi mereka untuk membuat kami aman ... pihak berwenang menipu kami," kata Reinerio Laine, migran dari Honduras.

Pada tengah hari, puluhan migran menolak pergi dan bergabung dengan para pegiat AS, sementara polisi antihuru-hara membentuk formasi di pintu masuk.

Para migran yang lain mengemas harta miliknya dan pergi berjalan kaki ke tempat-tempat penampungan terdekat, sementara yang lain menunggu bus yang akan membawa mereka ke fasilitas yang dikelola pemerintah dan berukuran lebih besar.

Baca juga: Petugas AS tembakkan gas air mata di dekat perbatasan Meksiko


Sumber: Reuters
Editor: Mohamad Anthoni/Chaidar Abdullah

Pewarta: Antara
Editor: Tia Mutiasari
Copyright © ANTARA 2019