Goma, Republik Demokratik Kongo (ANTARA News) - Para pengunjuk rasa di Beni, kota Republik Demokratik Kongo sebelah timur, pada Kamis merampok sebuah pusat isolasi Ebola.

Seorang pejabat tinggi kesehatan, Aruna Abedi, mengatakan kepada Reuters bahwa kemungkinan para pasien berlarian keluar dari pusat tersebut.

Protes dilancarkan para pengunjuk rasa itu atas keputusan komisi pemilihan Kongo pada Rabu (26/12) untuk tidak memasukkan kota Beni, Butembo dan daerah-daerah di sekitarnya dari kegiatan pemungutan suara dalam pemilihan presiden pada Minggu. Komisi mengambil keputusan itu terkait wabah Ebola dan kekerasan kalangan militan.

Para penentang juga menyerang kantor badan pemerintah yang mengkoordinasikan penangangan Ebola di Beni sebelum para tentara penjaga perdamaian dari Perserikatan Bangsa-Bangsa mendorong mereka mundur, kata Abedi.

Sementara itu, Kementerian Kesehatan Republik Demokratik Kongo mengatakan 24 pasien berlarian meninggalkan pusat isolasi di Beni pada Kamis ketika tempat penanganan Ebola itu diserang.

Juru bicara Kementerian, Jessica Ilunga, mengatakan kepada Reuters bahwa 17 pasien sudah dinyatakan negatif mengidap Ebola, sementara tujuh lainnya belum menjalani tes.

Ilunga mengatakan tiga pasien sudah kembali ke pusat isolasi tersebut sementara para petugas kesehatan terus melakukan kontak dengan 17 lainnya guna mengupayakan mereka kembali ke pusat penanganan.

Baca juga: Pemilihan presiden DRC ditunda satu pekan


Sumber: Reuters
Editor: Tia Mutiasari/Mohamad Anthoni

Pewarta: Antara
Editor: Tia Mutiasari
Copyright © ANTARA 2018